Sukses

Studi: Usia Bulan Jauh Lebih Muda dari Perkiraan

Penelitian paling akhir menunjukkan bahwa Bulan boleh jadi lebih muda dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya. Demikian isi temuan yang disiarkan di jurnal Nature, edisi "daring"

Liputan6.com, Washington: Penelitian paling akhir menunjukkan bahwa Bulan boleh jadi lebih muda dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya. Demikian isi temuan yang disiarkan di jurnal Nature, edisi "daring" (dalam jaringan).

Teori lama mengenai Bulan ialah benda antariksa tersebut tercipta oleh dampak raksasa antara satu objek mirip planet yang sangat besar dan proto-Bumi.

Energi dari dampak itu cukup memadai sehingga Bulan terbentuk dari bahan yang mencair dan dikeluarkan ke antariksa, demikian temuan tersebut --sebagaimana dikutip Xinhua, Kamis (18/8).

Saat Bulan mulai dingin, magma tersebut mengeras jadi komponen mineral yang berbeda. Analisis mengenai contoh batu Bulan yang diduga telah diperoleh dari magma asli telah memberi para ilmuwan perkiraan baru mengenai usia Bulan, katanya.

Menurut teori bagi pembentukan Bulan itu, satu jenis batu yang disebut ferroan anorthosite, atau FAN, adalah yang paling tua di antara batu kerak Bulan, tapi para ilmuwan menghadapi kesulitan untuk menentukan tanggal sampel FAN.

Tim penelitian tersebut menggunakan teknik yang baru diterapkan untuk memastikan usia contoh FAN dari batu Bulan yang dibawa ke Bumi oleh misi Apollo 16 pada 1972.

Tim itu menganalisis isotop mengenai unsur timah dan neodymium untuk menempatkan usia sampel FAN pada 4,36 miliar tahun. Angka itu jauh lebih muda daripada perkiraan sebelumnya mengenai usia Bulan yang memperkirakan usia sistem Tata Surya tersebut pada usia 4,568 miliar tahun, katanya.

Usia baru yang lebih muda itu dan diperoleh buat kerak Bulan tertua sama dengan usia yang diperoleh buat mineral paling tua di Bumi --zircon dari Australia barat-- yang menunjukkan kerak paling tua di Bumi dan Bulan terbentuk rata-rata pada saat yang sama, dan saat itu berasal dari tak lama setelah benturan raksasa.

Studi itu adalah yang pertama dalam hal satu sampel FAN menghasilkan usia yang konsisten dari banyak isotop teknik penanggalan. Hasil tersebut dengan sangat kuat menunjukkan bahwa usia itu merujuk kepada waktu contoh tersebut mengkristal.

"Usia yang jauh lebih muda mengenai sampel Bulan ini berarti Bulan membeku lebih belakangan daripada perkiraan semula, atau kita perlu mengubah seluruh pemahaman mengenai sejarah geokimia Bulan," kata ahli geokimia dari Carnegie Institute of Science dan penulis studi tersebut, Richard Carlson. (ANT/MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini