Sukses

Google Dituding Sebar Sampah <i>Chrome</i>

Google dikritik lantaran melanggar aturan anti spam-nya sendiri. Google dituduh telah mensponsori ratusan posting blog untuk mempromosikan Chrome

Liputan6.com: California: Selama sepak terjangnya sebagai mesin pencari di dunia maya paling populer saat ini, baru kali ini Google mendapat masalah menyangkut kredibilitasnya. Pasalnya, di balik kesuksesan web browser atau penjelajah web miliknya, Chrome, Google dikritik karena melanggar aturan antispam-nya sendiri. Google dituduh telah mensponsori ratusan publikasi blog untuk mempromosikan browser-nya tersebut. Demikian dilansir Telegraph, baru-baru ini.

Posting tersebut memberikan review untuk perangkat lunak, yang digunakan dalam usaha kecil sehingga diduga bahwa mereka disponsori oleh Google. Mereka juga menyertakan link sponsor yang mempromosikan istilah Google Chrome, di hasil pencarian Google. Dengan demikian, bagaimanapun juga, Google dinilai melanggar aturannya sendiri dengan menggunakan spam atau sampah elektronik untuk memanipulasi peringkat suatu website.

Tapi Google membantah hal itu. Menurut perusahaan mesin pencari tersebut, kesalahan ada di tangan sebuah perusahaan pembelian online atau daring, yaitu Essence Digital, yang dipekerjakan oleh Google.

Melalui juru bicaranya, Google mengatakan bahwa perusahaan ini tidak pernah menyetujui posting blog atau link yang dilakukan oleh agen. "Google tidak pernah setuju untuk sesuatu yang lebih dari iklan online," kata sang juru bicara.

"Sekarang kami akan membuat perubahan yang diperlukan, untuk memastikan bahwa hal tersebut tidak akan terjadi lagi," imbuhnya.

Pihak Essence Digital pun mengeluarkan klarifikasi. "Kami ingin menjelaskan semuanya di sini: Google tidak pernah setuju untuk mensponsori kampanye posting."

"Mereka hanya setuju untuk membeli iklan video online. Google secara konsisten menghindari posting berbayar untuk mempromosikan produk mereka. Karena dalam pandangan mereka, promosi semacam ini tidak transparan," jelas Essence Digital.

Perusahaan tersebut melanjutkan, dalam kasus ini, Google telah menjadi sasaran kegiatan melalui berbagai media yang mendorong blogger untuk membuat apa yang tampaknya sebagai posting berbayar. "Kerap kali kualitas yang buruk dan tidak sesuai standar Google, untuk itu kami mohon maaf kepada Google yang tidak melakukan ini semua."

Sementara itu, pakar mesin pencari dan penulis, Danny Sullivan menggambarkan konten yang mempromosikan Google tersebut sebagai sampah elektronik. Menurut dia, banyak postingan review berisi teks yang identik dapat diterapkan untuk setiap web browser. "Google membayar untuk menghasilkan banyak sampah," ujar Sullivan.(RZK/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini