Sukses

Berjiwa Sosial Tinggi Sebabkan Rekening Bank Mudah Dibobol

Masyarakat Indonesia dikenal dengan jiwa sosial yang tinggi. Sayangnya, hal ini seringkali dimanfaatkan untuk melakukan tindak kejahatan.

Scamming atau pengkopian data rekening bank jadi salah satu trik pelaku kejahatan. Jiwa sosial yang tinggi ternyata bisa membantu penjahat melakukan scam.

Hal itu diungkap oleh Richardus Eko Indrajit, Chairman Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) kepada Liputan6.com, kemarin (10/4/2013). Ia memaparkan bahwa social engineering jadi penyebab 70 persen bobolnya rekening di Indonesia.

"Kita biasanya dengan mudah memberikan kartu ATM atau kartu kredit pada orang lain. Padahal itu bisa membahayakan rekening kita," ungkap Eko.

Tak hanya itu, ia juga mengungkap bahwa kartu debit dan kartu ATM mencantumkan kode yang bisa dimanfaatkan untuk melihat identitas pemiliknya. "Tiga angka di belakang kartu ATM dan Kartu kredit itu sebaiknya ditutup oleh pemilik kartu supaya terhindar dari pelaku kejahatan," tambahnya.

Eko memaparkan kebanyakan kartu ATM dan kartu kredit yang dikeluarkan bank di Indonesia masih menggunakan jenis kartu magnet. Padahal, kartu jenis magnet sangat mudah di-scam  dan rentan dari tindakan kejahatan lainnya.

"Seharusnya sekarang kartu yang dikeluarkan bank sudah menggunakan jenis kartu chip karena lebih aman. Di negara lain kartu magnet sudah mulai ditinggalkan," kata Eko lagi.

Meskipun begitu, mantan Ketua Id-SIRTII itu mengaku bahwa 15 bank besar di Indonesia sudah menggunakan algoritma Anggi di sistem komputernya. Sistem ini akan secara otomatis memblokir transaksi tak logis pada satu rekening.

Misalnya, sebuah rekening melakukan transaksi di Jakarta pada pukul 8 pagi kemudian mencoba untuk melakukan transaksi kembali pada pukul 9 di Bandung. Maka, sistem akan memblokir transaksi terakhir secara otomatis.

Perangkat yang rentan dan minimnya informasi seputar cara mengamankan rekening bank menjadi penyebab tingginya angka pembobolan rekening bank. Waspadalah.

(den/gal)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.