Sukses

Lagi, Hacker Suriah Serang Akun Twitter Milik Media Inggris

Salah satu tautan bahkan mengarahkan ke video di YouTube. Video itu berisi sejumlah orang yang diikat dan ditutup matanya, yang tampaknya akan dieksekusi.

Kelompok peretas atau hacker asal Suriah, Syrian Electronic Army, kembali melancarkan serangan cyber dengan membajak akun Twitter milik media. Lagi-lagi media asal Inggris yang jadi sasaran. Kali ini media bisnis ternama, Financial Times.

Dilansir dari laman Wall Street Journal, Senin (20/5/2013), sejumlah akun Twitter milik Financial Times dibajak oleh kelompok Hacker Suriah itu. Para hacker memanfaatkan akun Twitter itu untuk memberikan tautan ke blog yang berisi tuntutan mereka.

Tak hanya itu, salah satu tautan bahkan mengarahkan ke video di YouTube. Video itu berisi sejumlah orang yang diikat dan ditutup matanya, yang tampaknya akan dieksekusi. Tapi pesan-pesan itu segera dihapus manajemen Financial Times, setelah akun Twitter itu kembali dikuasainya.

Selain itu, blog teknologi milik Financial Times juga sempat dikuasai para hacker, dan menuliskan pesan "Syrian Electronic Army Was Here".

Walau menjadi korban peretasan, Financial Times pun meminta maaf atas adanya konten tidak menyenangkan di akun Twitter itu. "Kami meminta maaf karena telah dibajak. Anda membaca tweet-tweet yang tak berasal dari Financial Times," tulis akun Financial Times, setelah berhasil dipulihkan.

Selain peretasan akun Twitter, hacker Suriah itu juga mengirim phishing email ke sejumlah pegawai Financial Times. Sepertinya phishing email menjadi metode yang digunakan untuk meretas suatu akun Twitter.

Syrian Electronic Army merupakan salah satu kelompok hacker yang sering mengincar akun Twitter milik media. Kelompok itu mendeskripsikan diri sebagai "kelompok pemuda Suriah yang bersemangat" dan mengaku mendukung Presiden Suriah Bashar al Assad.

Selain Financial Times, Syrian Electronic Army telah melakukan peretasan kepada sejumlah media lainnya. Di antaranya adalah Associated Press, Guardian, dan BBC. (gal/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini