Sukses

AS Melunak, Warga Iran Akan Segera Cicipi iPhone

"Orang-orang Iran harus mampu berkomunikasi dan mengakses informasi tanpa ancaman dari pemerintahnya," demikian sebuah pernyataan dari Departemen Keuangan AS.

Sikap Amerika Serikat terhadap Iran mulai melunak dengan melepas embargo ekonomi terhadap Iran. Akibatnya, produk telekomunikasi AS bisa dijual ke Iran. Rakyat Iran pun dapat menikmati perangkat iPhone di negaranya.

AS mengumumkan pembatasan ekspor peralatan komunikasi, termasuk ponsel ke Iran pada hari ini, Jumat (31/5/2013). Melemahnya larangan ekspor ke Iran itu dilakukan AS sebagai kampanye kebebasan politik Iran yang sedang berusaha untuk membungkam warganya. Sebelumnya, AS memperketat larangannya dalam upaya menghentikan pengembangan senjata nuklir di negara tersebut.

"Orang-orang Iran harus mampu berkomunikasi dan mengakses informasi tanpa ancaman dari pemerintahnya," demikian sebuah pernyataan dari Departemen Keuangan AS seperti yang Liputan6.com kutip dari Phone Arena.

Pengangkatan sanksi ini dinilai sebagai suatu langkah maju yang mendapat apresiasi. Bahkan dianggap sebagai salah satu cara menegakkan kebebasan hak asasi.

"Melepas sanksi ini merupakan sebuah langkah positif. Tidak ada langkah yang lebih baik dari sanksi yang merusak hak asasi manusia dan mendukung upaya masyarakat sipil Iran," ucap Jamal Abdi, Direktur Kebijakan dari National Iranian American Council.

Di masa lalu, beberapa Apple Store bahkan bertindak ekstrem kepada orang berdarah Iran. Mereka disebutkan enggan menjual perangkat iPad maupun iPhone kepada warga keturunan negara yang kini dipimpin Presiden Mahmud Ahmadinejad tersebut.

Apple memiliki kekhawatiran bahwa produknya akan dibawa ke Iran. Tindakan antisipasi yang dilakukan Apple adalah melarang menjual perangkat produknya ke warga keturunan Iran kepada setiap karyawannya.

Tapi di satu sisi AS tampaknya memiliki tujuan lain. Seperti kita ketahui, smartphone dengan sejumlah kecanggihannya turut berandil dalam menciptakan revolusi di Mesir. Jejaring sosial pun dianggap memiliki peran penting dalam terjadinya Arab Spring di sejumlah negara di Timur Tengah. Bisa jadi AS ingin metode ini juga berlaku di Iran. (gal/*)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini