Sukses

20 Negara Paling Rentan Terinfeksi Virus Conficker

Indonesia masuk dalam peringkat 14 dalam Top 20 negara di dunia yang paling beresiko terinfeksi virus Conficker.

Conficker termasuk salah satu malware yang paling banyak ditemukan pada jaringan perusahaan di Indonesia. Virus ini pertama kali dirilis pada 21 November 2008, dan dalam waktu kurang dari 6 bulan sudah menelurkan 5 varian.

Menurut database Vaksinis, Conficker masih menjadi top 10 malware di Indonesia terkait insiden malware yang dihadapi sampai tahun 2013. Perusahaan antivirus Vaksincom hingga bulan Juni masih menerima laporan infeksi Conficker.

Untuk mendapatkan gambaran seberapa banyak jumlah infeksi Conficker di Indonesia, Vaksincom mencoba beberapa teknik simpel. Sebab database untuk infeksi Conficker saat ini sulit diperoleh karena infeksinya di negara-negara maju sudah sangat rendah. Infeksi utama terjadi di negara yang memiliki penerapan standar sekuriti rendah.

Database yang digunakan adalah database dari Sri.com, salah satu anggota CWG Conficker Working Group. Kasus Conficker Indonesia dibandingkan dengan pengguna internet Indonesia adalah 0,18%, dan menempatkan Indonesia di peringkat 14 dalam Top 20 negara di dunia yang paling beresiko terinfeksi Conficker.

Satu hal yang menarik adalah rendahnya resiko Conficker di negara-negara maju seperti Amerika Serikat di peringkat 20 dan Jerman di peringkat 19. Bahkan negara seperti Inggris, Prancis dan Jepang tidak masuk dalam daftar 20 besar negara yang paling beresiko terinfeksi Conficker.

Saat ini insiden Conficker menurut Vaksincom sudah sangat menurun. Namun menurut data dari Microsoft per April 2012, diperkirakan masih ada 1 hingga 2 juta komputer yang masih terinfeksi Conficker di seluruh dunia.

Mengapa setelah 5 tahun Conficker masih tetap bisa bertahan hidup dan menginfeksi komputer? Salah satu sebabnya karena banyak sistem operasi Windows yang mengandung celah keamanan yang diserang oleh Conficker belum ditambal. Dalam banyak kasus, Conficker mampu menembus komputer yang sudah diproteksi dengan program antivirus ter-update sekalipun dengan memanfaatkan celah keamanan yang belum ditambal itu. (dew)




* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini