Sukses

Google: Kami Tak Terlibat Program Penyadapan NSA

Google, menurut Drummond, berusaha membuktikan ini dengan bersikap transparan terkait permohonan permintaan data yang diminta Pemerintah AS.

Sejumlah perusahaan teknologi dunia disebut terlibat dalam upaya penyadapan yang dilakukan National Security Agency, salah satu badan keamanan di Amerika Serikat. Salah satunya adalah Google, yang disebut mengizinkan NSA untuk mengakses server miliknya agar bisa melakukan penyadapan di dunia maya dalam program yang bernama PRISM.

Google sudah membantah keterlibatannya dalam program PRISM. Tapi satu bantahan sepertinya dianggap tidak cukup. Kali ini Kepala Urusan Legal Google, David Drummond yang memberikan bantahan perusahaannya terlibat dalam proyek rahasia bersama NSA.

Google, menurut Drummond, berusaha membuktikan ini dengan bersikap transparan terkait permohonan permintaan data yang diminta Pemerintah AS. "Tapi bukan kami yang membuat aturan itu," kata Drummond, dilansir dari laman the Guardian yang Liputan6.com kutip Kamis (20/6/2013).

Drummond juga membantah segala teori konspirasi yang menyebut keterlibatan Google. "Kami tak terkait dengan (konspirasi) NSA dan program pemerintah apapun, yang membiarkan Google berpartisipasi dalam memberikan akses seperti yang sudah ditulis media," ujar Drummond.

Karena itu Drummond pun berharap pemerintah di seluruh dunia bekerja sama dan membuat aturan tentang pengumpulan data secara rahasia. Sebab Google menyebut masalah ini tak hanya dihadapi Pemerintah AS, tapi juga di Eropa.

Upaya penyadapan yang dilakukan di proyek PRISM ini pertama kali diungkap oleh mantan asisten teknis di Badan Intelijen Amerika Serikat yang kemudian bekerja di NSA, Edward Snowden. Selain Google, perusahaan yang disebut terlibat dalam program PRISM adalah Microsoft, Yahoo, Facebook, PalTalk, YouTube, Skype, AOL dan Apple. Dropbox juga disebut masuk dalam rencana perusahaan yang akan segera tergabung dalam program itu.

Dengan demikian bisa dibayangkan bahwa penyadapan itu akan meliputi beragam informasi. Baik itu audio, video, foto, email, dokumen, dan daftar komunikasi, akan disadap oleh NSA.

Google, menurut Drummond, terkejut dengan adanya pemberitaan tersebut. "Kami tak tahu kalau (program PRISM) itu ada," ucapnya. (gal/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini