Sukses

Terpuruk, RIM Coba Bangkit dengan BlackBerry 10 dan Rebranding

Tahun 2011 memang menjadi tahun suram bagi RIM, tapi mereka berusaha bangkit. Salah satunya dengan sistem operasi BB 10.

Kehadiran iPhone yang dirilis Apple pada 2007 tak bisa dipungkiri memang menjadi momentum menurunnya popularitas BlackBerry di beberapa tahun berikutnya, seperti dibahas di edisi sebelumnya. Sejumlah media bahkan menyebut iPhone sebagai "pembunuh BlackBerry". Co-CEO Research in Motion Jim Balsillie ketika itu berusaha yakin BlackBerry akan bertahan. Tapi Balsillie tetap menyiratkan kekhawatiran.

"Itu mungkin saja. Maksud saya, Anda telah melihat hal-hal itu (informasi tentang iPhone), tapi tentu yang bisa dilakukan hanya fokus dan terus melakukan kerja dengan baik," ucap Balsillie ketika itu, dilansir dari media asal Kanada, The Star.

Penjualan BlackBerry memang meningkat di tahun pertama sejak iPhone diperkenalkan. Tapi dari segi pertumbuhan, mengutip Gizmodo, iPhone menjadi yang paling pesat. Hingga pada Oktober 2008, Apple mengumumkan laporan keuangan dengan angka penjualan iPhone yang mencapai 6,9 juta unit. Setahun sejak resmi diperkenalkan, iPhone untuk pertama kalinya melampaui BlackBerry yang ketika itu hanya terjual 6,1 juta unit.

BlackBerry memang sempat kembali unggul atas iPhone di 2009. Tapi Apple kemudian merilis iPhone 4, yang menjadi senjata untuk menyalip BlackBerry di tahta penguasa pasar smartphone.

Keadaan ini semakin parah saat perangkat berbasis Android menunjukkan tajinya. smartphone pertama berbasis Android, HTC Dreams meluncur ke pasaran pada Oktober 2008. Di Januari 2010, perangkat Android memang hanya terjual 3 juta unit di AS, jika dibandingkan BlackBerry yang terjual 18 juta unit di pasar yang sama.

Tapi Android terus melaju. Setahun berikutnya, pada Januari 2011, lembaga riset comScore mengungkap penjualan perangkat Android melewati BlackBerry. Android menguasai 31,2 persen pangsa pasar. Sedangkan BlackBerry hanya 30,4 persen dan berada di peringkat kedua. Apple dengan iOS mengancam RIM dengan BlackBerry di posisi ketiga dengan 24,7 persen.

Rilis Layar Sentuh dan Tablet

Sejak iPhone dirilis, kehadiran perangkat layar sentuh memang menjadi tren baru. Apalagi tak lama kemudian sistem operasi Android muncul juga dengan layar sentuh. RIM pun melakukan antisipasi dengan merilis smartphone pertama dengan layar sentuh, BlackBerry Storm.

RIM merilis Storm pada November 2008, dengan menghadirkan perangkat layar sentuh penuh berukuran 3,25 inci. Spesifikasi yang dihadirkan antara lain prosesor Qualcomm 528 MHz ARM 11, grafis Adreno 130, RAM 128 MB, ROM 192 MB, dan penyimpanan internal 1 GB.

Untuk ukuran masa itu, Storm dilengkapi dengan spesifikasi cukup mumpuni. Tapi dalam sejumlah ulasan, Storm masih dianggap banyak kekurangan, seperti browser yang tak bisa membuka situs yang dianggap kompleks, serta layar sentuh yang kurang sensitif. Hasil penjualannya pun tak istimewa, hanya 1 juta unit hingga Januari 2009.

Tak hanya itu, RIM juga meluncurkan tablet PlayBook pada awal 2011 untuk coba masuk ke segmen non-smartphone sekaligus untuk menyaingi tablet milik Apple, iPad. PlayBook hadir dengan dilengkapi prosesor dualcore 1 GHz Cortex A9, grafis PowerVR SGX540, serta RAM 1 GB. Tapi sayangnya tablet ini tak disertai fitur BlackBerry Messenger secara default, dan harus disinkronisasi dengan smartphone BlackBerry untuk menjalankan BBM atau native push email. Kondisi ini baru diperbaiki dengan pembaruan PlayBook OS 2.0 nyaris setahun kemudian.

Dominasi iPad terlalu kuat, sehingga PlayBook gagal memikat pasar. Tablet ini hanya mencetak rekor penjualan 500 ribu unit di kuartal 1 2012, yang juga kuartal dengan laporan keuangan pertama sejak diperkenalkan. Hingga Juni 2013, PlayBook hanya terjual sebanyak 2,5 juta unit.

Perangkat layar sentuh dan tablet itu tak berhasil menyelamatkan penjualan BlackBerry. Mengutip Reuters, di kuartal empat 2011 yang berakhir 3 Maret 2012, RIM hanya mengapalkan 11,1 juta smartphone, turun 21 persen dari kuartal sebelumnya. Ini merupakan penurunan pertama yang terjadi di kuartal yang mencakup liburan Natal, terakhir terjadi pada 2006. Tak hanya itu RIM juga mengumumkan kerugian US$ 125 juta, yang merupakan kerugian pertama sejak 2005. Kondisi ini diperparah dengan pangsa pasar yang semakin dikuasai Android dan iOS.

RIM resmi terpuruk. Akibatnya, duet CEO Mike Lazaridis dan Jim Balsillie pun dicopot dari tahtanya pada 22 Januari 2012. Dewan direksi menggantinya dengan Thorsten Heins, yang pernah menjadi Kepala Teknologi di Siemens Divisi Komunikasi.

Upaya Bangkit

Tahun 2011 memang menjadi tahun suram bagi RIM, tapi perusahaan asal Kanada itu tentu saja berusaha bangkit. Untungnya RIM masih menyimpan senjata pamungkasnya: QNX. Ini merupakan sistem operasi berbasis mikrokernel yang Unix-like dan lebih kaya dari BB OS 7. RIM memiliki kuasa atas sistem operasi ini ketika mengakuisisi QNX Software System pada 2010.

Butuh waktu lebih dari setahun bagi RIM untuk merilis produk berbasis QNX. Guardian menyebut RIM menunda peluncuran hingga akhir 2012. Penyebabnya adalah kebutuhan chip yang belum terpenuhi. Hingga kemudian kabar lain muncul, RIM akan mengganti QNX menjadi sistem operasi BlackBerry 10.

Baru pada 30 Januari 2013 RIM memperkenalkan BlackBerry Z10, perangkat pertama yang menggunakan sistem operasi BB 10. Z10 merupakan smartphone dengan layar sentuh penuh berukuran 4,2 inci. Selain Z10, ada juga smartphone Q10 dengan perpaduan layar sentuh dan keyboard fisik.

Dalam acara rilis Z10, RIM mengumumkan penggantian nama menjadi BlackBerry. Ini dilakukan sekaligus sebagai upaya rebranding, mengubah citra RIM yang dianggap kadung terpuruk.

Sayangnya upaya ini belum begitu berhasil. Terakhir, mengutip The Verge, BlackBerry mengumumkan laporan keuangan kuartal 1 tahun 2014 yang berakhir di 1 Juni 2013 dengan rugi US$ 67 juta untuk operasional. Tapi secara keseluruhan, pendapatan meningkat sebesar US$ 3,1 miliar.  

Adapun berdasarkan riset IDC, pangsa pasar BlackBerry juga diketahui semakin menurun. BlackBerry hanya mengapalkan 6,8 juta perangkat dan menguasai 2,9 persen. Posisi ketiga yang ditempati BlackBerry pun direbut Windows Phone yang menguasai 3,7 persen dengan pengapalan 8,7 juta unit.

Kondisi keuangan juga tak lebih baik. Ini mengakibatkan BlackBerry harus memangkas jumlah karyawan demi efisiensi. Di 28 Juni 2012, RIM mengumumkan rencana pengurangan hingga 5000 karyawan di akhir tahun fiskal 2013. Pemecatan pertama di kepemimpinan Thorsten Heins dilakukan untuk menghemat anggaran hingga US$ 1 miliar.

Kemudian pada 25 Juli 2013, 250 pegawai dirumahkan oleh BlackBerry. Menurut TechCrunch, pemangkasan ini dilakukan untuk efisiensi kinerja. Keadaan tak jua membaik. (gal)

Bersambung...

Ikuti juga

Bagian I: Cikal-bakal BlackBerry, Memulai dari Pager dan Perangkat Wireless

Bagian II: RIM Meroket, Invasi BlackBerry Dimulai

Bagian III: Pesona BlackBerry Pudar, iPhone dan Jaringan Buruk Jadi Penyebab

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini