Sukses

Capai 150 Juta Pengguna, Instagram Hadirkan Iklan Tahun Depan

Selama ini tak ada iklan di Instagram. Facebook sebagai pemilik pun berusaha mencari cara untuk menghasilkan uang.

Layanan berbagi foto Instagram telah mencapai 150 juta pengguna yang aktif menggunakan aplikasinya. Sebanyak 50 juta pengguna diungkap Instagram baru bergabung dalam enam bulan terakhir.

Selain itu, di blog resminya, layanan yang kini dimiliki Facebook ini mengaku sebanyak 60 persen pengguna berasal dari luar Amerika Serikat. Instagram bahkan mengaku terkejut dengan beragamnya posting yang dihadirkan, baik itu menampilkan protes di Mesir, perjalanan melintasi Amerika Serikat, dan bermacam aksi kreatif lainnya.

Angka yang didapat ini tentu saja memperlihatkan kebesaran layanan yang dimiliki Instagram. Tapi selama ini tak ada iklan yang tayang. Facebook sebagai pemiliknya pun memahami ini, dan berusaha mencari cara untuk bisa menghasilkan uang, terutama dari iklan.

Hal ini diakui Direktur Operasi Bisnis di Instagram, Emily White. Dilansir dari laman Wall Street Journal, Senin (9/9/2013), White mengatakan kalau Instagram siap menghadirkan iklan, setidaknya mulai tahun depan. Tapi tentu ini sebuah tantangan. Sebab tak mudah untuk mengintegrasikan pemasaran tanpa mengacaukan citra Instagram yang selama ini dianggap 'keren'.

"Kami ingin menghasilkan uang dalam jangka panjang. Tapi kami tak ada tekanan dalam jangka pendek," ucap White.

Sejak Kevin Systrom dan kawan-kawannya mendirikan Instagram pada 2010, layanan ini memang memikat pengguna dengan desain yang 'bersih'. Pengguna pun bisa dengan mudah mengunggah foto, dan memperindah foto itu dengan beragam filter yang disediakan. Tentu Instagram harus berpikir secara keras, bagaimana caranya agar iklan tak 'merusak' pemandangan tampilan yang sudah ada selama ini.

Ketika Emily White diutus Facebook untuk bergabung dengan Instagram, layanan populer ini memang terkesan tak punya rencana terkait pengembangan bisnis. Sejak awal, perusahaan yang memiliki 32 karyawan saat itu memang sangat fokus dengan produk. Sepertinya tak ada layanan untuk konsumen, tim khusus untuk analisis, atau seseorang yang bertanggung jawab untuk mendekati brand terkenal untuk menggunakan layanan Instagram dalam mempromosikan diri.

Tapi kini Instagram mulai mengatur organisasi bisnisnya. Dengan 50 karyawan saat ini, Instagram sudah memiliki dua orang untuk analisis dan empat orang sebagai 'jembatan' dalam relasinya terhadap brand.

Selama empat tahun kehadiran iklan, tentu salah satu pertimbangan yang dipikirkan saat ini adalah: Bagaimana caranya agar iklan tak membuat pengguna Instagram merasa terasing. Di satu sisi, brand seperti Levi's mengaku kalau Instagram punya nilai promosi.

"Ini merupakan platform dengan prioritas tinggi," ujar Kepala Digital di Levi's, Julie Channing.

Emily White sangat memahami ini. Karena itu tim di Instagram tak ingin melakukan kesalahan yang sama yang pernah dibuat Facebook di masa awal, yaitu menjadikan jejaring sosial itu terlihat rumit.

"Saya selalu mencari cara bagaimana agar menjaganya tetap sederhana," ujar White. (gal)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.