Sukses

Apple Ditinggal Steve Jobs, iPhone Dianggap Tanpa Inovasi

Jobs meninggal setelah bertahun-tahun berjuang melawan kanker pankreas yang diidapnya. Tanpa Jobs, isu inovasi menjadi masalah bagi Apple.

Saat Apple merilis iPhone 4S pada 4 Oktober 2011, pencinta gadget menyambutnya dengan antusias. Banyak decak kagum tertuju ke iPhone 4S, yang kali ini hadir dengan chip A5 yang menjadikan performanya jauh lebih baik dari iPhone 4. Dengan iPhone 4S, grafis saat memainkan game berat Infinity Blade II terasa berjalan begitu lembut.
 
Kekaguman bertambah ketika Apple memperlihatkan kecanggihan fitur asistensi berbasis suara Siri yang disematkan. iPhone 4S pun banyak dinobatkan sebagai perangkat masa depan, dengan kecanggihan yang selama ini hanya bisa dibayangkan muncul di fiksi ilmiah seperti Star Trek.

Tapi suasana berubah 180 derajat sehari kemudian. Kabar duka datang dari Palo Alto, ketika pendiri Apple Steve Jobs dikabarkan meninggal dunia di rumahnya. Dilansir dari laman Guardian, Jobs meninggal di usia 56 tahun setelah bertahun-tahun berjuang melawan kanker pankreas yang diidapnya. Penyakit ini pula yang menjadikan Jobs mundur dari jabatan CEO Apple pada 24 Agustus 2011.

Tanpa Steve Jobs

Mengutip sebuah sajak Subagio Sastrowardoyo, kematian bagi Steve Jobs memang sudah terasa akrab. Hal ini pernah diungkapnya dalam pidato di acara wisuda Universitas Stanford pada 2005. Dari tiga bagian kisah yang dikisahkan, Steve Jobs menyisakan satu bagian mengenai kematian. Jobs juga menjelaskan sikapnya setelah divonis mengidap kanker yang tak bisa disembuhkan pada Oktober 2003 silam.

"Mengingat bahwa saya akan segera mati merupakan 'alat' yang sangat penting yang membantu saya untuk menentukan pilihan besar dalam hidup," ucapnya. "Kematian merupakan penemuan terbaik yang diciptakan Kehidupan. Ini adalah agen perubahan. Jelas kalau yang tua akan memberi jalan kepada yang muda," ucap Jobs saat itu.



Steve Jobs memang siap menghadapi kematian. Tapi Apple tak siap ditinggal Steve Jobs. Selama ini Jobs dikenal sebagai roh inovasi di Apple. Nasib Apple tanpa Steve Jobs pun mulai dipertanyakan.

Sehari setelah kematian Steve Jobs, saham Apple turun. Dilansir dari laman Bloomberg, saham Apple tercatat turun 88 sen menjadi US$ 377,37. Reaksi pasar ketika itu memang semata karena syok. Tapi tetap saja Tim Cook diragukan bisa membawa Apple menjadi perusahaan yang menghadirkan produk inovatif.

iPhone 5 Jadi Pembuktian

Apple terus berusaha membuktikan inovasinya walau ditinggal Steve Jobs. Rilisnya iPhone baru tentu diharapkan bisa menjadi pembuktian. Sebab sejak iPhone diperkenalkan pada 2007, banyak yang menganggap iPhone mulai membosankan.

Baru pada 4 September 2012, Apple memperlihatkan iPhone 5 sebagai iPhone terbaru. Desain memang tak terlihat mengalami perubahan, hanya ukuran layar yang kali ini diperbesar menjadi 4 inci. Tapi iPhone 5 tetap dibuat agar tetap nyaman digunakan dengan satu tangan, karena itu desainnya lebih dipilih memanjang dan tak melebar. Mengutip Techradar, desain iPhone 5 juga hadir 18 persen lebih tipis dan 20 persen lebih ringan, dan tentu saja dengan bentuk yang lebih elegan.



Kinerja iPhone 5 juga diperkuat dengan menghadirkan chip A6 dengan RAM 1 GB. Apple juga menyematkan konektor Lightning yang menjadikan waktu pengisian daya menjadi lebih singkat. Nano-SIM juga digunakan, sehingga iPhone 5 terasa begitu padat tanpa direpotkan ruang slot yang tak perlu.

Secara fisik, iPhone 5 memang memesona. Desain elegan dan kinerja yang mumpuni menjadi daya tarik pencinta gadget. Menurut Guardian, Steve Jobs memang masih 'turun tangan' dalam desain dan pengembangan hardware di iPhone 5.

Tapi masalah muncul di software, yaitu sistem operasi iOS 6 yang digunakan. Secara khusus, Apple Maps menjadi sumber masalah.

Apple Maps Timbulkan Polemik

Apple melakukan pertaruhan di iPhone 5 dengan 'membuang' aplikasi Google sebagai aplikasi bawaan di sistem operasi iOS 6. Untuk peta, iPhone 5 mengandalkan Apple Maps ketimbang Google Maps. YouTube pun hilang di layar utama dan harus diunduh terlebih dulu.

Hasilnya? Apple Maps mengecewakan dan Venture Beat mengungkap hanya 4 persen pengguna iOS 6 yang pakai Apple Maps. Buruknya Apple Maps menjadikan Google Maps kembali hadir di Apple App Store. Bahkan Apple Maps dianggap sebagai salah satu kelemahan iPhone 5. Tak cukup, bahkan Apple Maps dianggap jadi kelemahan Apple di bawah kepemimpinan Tim Cook.

Dilansir dari CNN, Tim Cook kemudian meminta maaf atas buruknya kinerja Apple Maps. "Kami meminta maaf telah menyebabkan pengguna frustrasi. Kami akan melakukan apapun yang kami bisa untuk membuat Maps lebih baik," tulis Tim Cook. Seakan menyerah kepada Google, Tim Cook juga menyarankan pengguna menggunakan Google Maps.

Polemik terus berlanjut. Dikutip dari Mashable, buruknya pemetaan Apple Maps 'makan korban'. Adalah Senior Vice President Apple yang menangani iOS, Scott Forstall, yang hengkang dari perusahaan. Tim Cook mengaku Forstall dibebastugaskan dari jabatan karena bermasalah dalam kolaborasi dan koordinasi. Tapi rumor beredar Forstall dipecat karena tak mau meminta maaf atas buruknya kinerja Apple Maps.



Inovasi Terus Dipertanyakan

Dengan iPhone 5, Apple memang masih mempertahankan keuntungan. Laba dan pendapatan memang masih dikumpulkan Apple. Tapi nilai saham turun. Mengutip Forbes, mantan Kepala Operasional Bob Herbold bahkan menyebut Tim Cook bertanggung jawab terhadap turunnya saham Apple. Di masa jayanya, harga saham Apple memang pernah mencapai US$ 700 per lembar.

Tapi sekarang saham Apple hanya berkisar di harga US$ 400. Saat berita ini ditulis, saham Apple di Nasdaq tercatat senilai US$ 472,3 per lembar. Tentu wajar jika Herbold mulai meragukan masa depan Apple.

Hal ini juga membuat Dewan Direksi Apple khawatir. Venture Beat mewartakan, Tim Cook dianggap Dewan Direksi Apple terlalu lambat melakukan inovasi. Jika dibandingkan pesaing, harus diakui kalau perkembangan iPhone memang terasa lambat.

Misalnya saja, HTC memperkenalkan fitur kamera baru dengan teknologi ultrapixel di HTC One. Samsung yang merupakan pesaing utama Apple juga merilis Galaxy S4 dengan fitur canggih seperti Smart Scroll yang memungkinkan pengguna menggerakkan layar pada browser hanya dengan pandangan mata. Ada juga fitur Air Gesture yang menggerakkan layar tanpa menyentuhnya secara langsung.

Apple memang berbenah. Dua iPhone terbaru pun diperkenalkan pada 10 September 2013: iPhone 5S yang melanjutkan segmen premium iPhone dan iPhone 5C yang ditujukan untuk segmen menengah dengan ragam warna menarik. Dua iPhone ini juga terlihat berbeda dengan desain iOS 7 yang digarap desainer Jonathan Ive.

Bagaimana dengan inovasi yang dihadirkan? iPhone 5S memang menjanjikan spesifikasi mumpuni dengan prosesor chip A7 dan teknologi pemindai sidik jari. iPhone 5S juga hadir dengan warna baru yang menarik: emas.


 
Tapi iPhone 5C dianggap tak ada bedanya dengan iPhone sebelumnya. iPhone 5C hanya beda dalam ragam warna dan bahan polycarbonate yang digunakan. Nokia malah berterima kasih kepada Apple karena beragam warna iPhone 5C dianggap meniru langkah yang dilakukannya terhadap Lumia.

Apple memang baru memasarkan iPhone 5S dan iPhone 5C hari ini. Sehingga belum diketahui kesuksesan penjualannya. Tapi ada juga yang ragu terhadap iPhone 5C. Semula, iPhone 5C disebut muncul untuk bersaing dengan smartphone lain yang mengincar segmen mid-end. Tapi harga iPhone 5C dianggap terlalu mahal. Apple pun diragukan bisa sukses menjual iPhone 5C.

Bagaimana pun, setelah enam tahun hadir di pasaran, iPhone memang harus diakui sukses menghadirkan revolusi perangkat. Sejak 2007, iPhone memang mengalami evolusi, dengan perubahan yang berjalan lambat dan tak terasa signifikan dari tahun ke tahun.

Lalu apakah Apple masih menyisakan kejutan setelah iPhone mulai dianggap membosankan? Saat ini Apple memang diketahui sedang mengembangkan jam tangan pintar iWatch. Bukan tak mungkin integrasi iWatch dan iPhone bisa menjadi perpaduan menarik yang menciptakan revolusi baru di masa depan. (gal)

Baca Juga:

Bagian I: iPhone, Revolusi Perangkat yang Dikerjakan Super-rahasia

Bagian II: Sempat Diremehkan Usai Peluncuran, Apple Terus Rilis iPhone Baru

Bagian III: Android Muncul Sebagai Pesaing iPhone, `Perang Nuklir` Dimulai

Bagian IV: Dianggap Langgar Paten iPhone, Apple `Perang Bubat` Lawan Samsung

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.