Sukses

5 Alasan Kenapa Anda Tak Perlu Beli Smartwatch

Ada beberapa alasan yang dapat membuat Anda harus berpikir dua kali untuk membeli sebuah produk smartwatch.

Dimulai oleh Pebble Smartwach dan Sony Smartwatch, kini yang terbaru Samsung pun turut merilis produk jam tangan pintar Galaxy Gear untuk meramaikan persaingan pasar smartwatch yang belakangan mulai ramai dilirik banyak produsen.

Menyusul ketiga perangkat tersebut, Apple pun kabarnya sudah bersiap merilis produk inovatif iWatch. Begitupula dengan Google yang pastinya tak mau tertinggal oleh para pesaingnya.

Namun yang menjadi pertanyaan adalah, apakah sebuah produk smartwatch yang saat ini mulai menjadi tren layak menggeser posisi smartphone dan tablet untuk memenuhi berbagai kebutuhan komputasi mobile Anda?

Jawabannya adalah belum tentu. Menurut yang dilansir laman Phone Arena, Kamis (3/10/2013), ada beberapa alasan yang dapat membuat Anda harus berpikir dua kali untuk membeli sebuah produk smartwatch. Berikut ulasannya.


1. Hardware belum stabil

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Konstruksi dan arsitektur hardware sebuah produk smartwatch pada dasarnya masih dalam tahap Beta. Ini artinya, keseluruhan hardware masih berbentuk sebuah konsep yang diperlukan uji kelayakan lebih lanjut.

Hal ini sebenarnya sudah menjadi rahasia umum. Sebab, smartwatch sendiri adalah jenis produk yang masih asing bagi sang produsen yang menggarap. Mereka masih harus melakukan pengembangan sebelum akhirnya layak dipasarkan secara luas.

Mengaplikasikan komponen komputasi mobile standar ke bentuk kecil bukanlah perkara mudah, bahkan sejumlah pengembang mengungkapkan bahwa rata-rata produk smartwatch yang telah beredar adalah bentuk seadanya karena belum ada insinyur yang mampu mendesain lebih baik.

2. Ketahanan baterai lemah

Di sektor kapasitas dan daya tahan baterai, smartwatch disinyalir hanya akan berumur pendek. Pasalnya, kapasitas baterai yang disematkan pada produk jenis ini tentunya tidak dapat terlalu besar.

Hal ini tentunya sangat tidak sesuai dengan konsep komputasi mobile modern yang mendukung mobilitas tinggi penggunanya. Menurut sejumlah laporan, sebuah produk smartwatch paling tahan lama hanya akan mampu bertahan di bawah 10 jam.

3. Sistem operasi tidak optimal

Smartwatch adalah perangkat berukuran mungil yang membutuhkan antarmuka dan sistem kerja khusus. Kemungkinan besar akan membutuhkan kerja keras untuk menyusupkan sistem operasi ke dalamnya.

Sistem operasi Android yang telah digunakan oleh Pebble, Sony dan Samsung pun sebenarnya diragukan dan belum tentu mampu mendukung perangkat tersebut dengan baik karena hingga saat ini belum ada tes khusus baik dari sisi benchmark ataupun yang lainnya.

Kemungkinan besar di masa mendatang akan sistem operasi khusus bagi smartwatch untuk mendukung optimalisasi perangkat tersebut.

4. Minim fitur

Masih berhubungan dengan poin sebelumnya (3), karena rata-rata sistem operasi yang ada saat ini belum tentu mampu men-support secara optimal pada perangkat smartwatch, maka dipastikan fitur-fitur yang ada di sistem operasi tersebut tidak akan semuanya disertakan dalam perangkat smartwatch. Ini adalah suatu kelemahan terbesar, sebab bila fiturnya terbatas, lalu apa bedanya dengan jam tangan biasa.

5. Harga terlalu tinggi

Dengan segala keterbatasan hardware dan fitur tampaknya smartwatch lebih pantas dihargai dengan bandrol yang tidak terlalu tinggi. Namun hal tersebut tampaknya tidak akan mungkin terjadi. Sebab, layaknya sebuah perangkat berteknologi anyar, smartwatch lebih cenderung akan dipasarkan dengan harga yang cukup tinggi.

Sebagai contoh, Samsung Galaxy Gear diperkirakan akan dipasarkan dengan harga Rp 3,5 hingga 5 juta. Harga tersebut setara dengan mayoritas harga smartphone Android kelas menengah ke atas. Apakah menurut Anda layak? (dhi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini