Sukses

Dari Lempengan Timah Hingga Menjadi Rollfilm

Ilmuwan Perancis melakukan eksperimen kamera Obscura dengan menyisipkan sebuah media lempengan timah agar gambar bisa terekam.

Setelah melakukan beberapa penyempurnaan terkait perkembangan kamera, para ilmuwan terus memutar otak agar dapat merancang sebuah alat fotografi yang lebih simpel. Kemudian lahirlah sebuah kamera foto modern. Kamera model ini merupakan hasil pengembangan dari kamera Obscura. Ditilik dari sejarahnya, kamera foto modern dipelopori oleh empat orang tokoh dari abad ke-19.

Salah satunya adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis, Joseph Nicephore Niepce. Di tahun 1820-an ia melakukan eksperimen kamera Obscura dengan menyisipkan sebuah media lempengan timah agar gambar yang terpancar bisa terekam dalam media itu.  



Sebelum dimasukkan ke Obscura, lempengan timah tersebut diolesi minyak khusus terlebih dahulu agar mudah meresap cahaya matahari. Dan yang mengejutkan, lempengan itu disimpan selama 8 jam agar bisa menghasilkan sebuah gambar. Citra yang terproyeksi dan terekam pada lempengan timah inilah yang menjadi foto cetak pertama dalam sejarah. Foto itu bertajuk "View from the Window at Le Gras" yang dibuat pada tahun 1826.


Foto Pertama Yang Menampilkan Gambar Manusia

Di tahun yang sama, Niepce berkolaborasi dengan seorang seniman dan ahli kimia Perancis Louis JM Daguerre. Namun sayangnya, belum sempat menghasilkan sesuatu, Niepce meninggal dunia pada tahun 1833. Meski demikian, Daguerre terus menyempurnakan eksperimen Niepce, yang akhirnya berhasil menemukan cara agar gambar yang dihasilkan bisa terekam dengan lebih baik.

Setelah eksperimen itu berhasil, selanjutnya Daguerre menggunakan media berupa lempengan perak. Sebelum lempengan itu dipapari cahaya, ia mengasapinya dengan uap yang mengandung zat yodium agar lebih sensitif terhadap cahaya. Setelah dipapari cahaya selama 10 menit, melalui kamera Obscura lempengan tersebut diangkat, diasapi lagi oleh uap dari zat merkuri, dan kemudian dicelupkan dalam larutan garam.



Walhasil, Daguerre berhasil memproyeksikan gambar yang kualitasnya lebih baik. Gambar yang diambil Daguerre tersebut dibuat sekitar akhir tahun 1838, yang bertajuk "Boulevard du Temple". Ini merupakan foto pertama yang menampilkan gambar manusia di dalamnya.

Saat mengambil gambar, eksposur berlangsung selama sekitar 10 menit sehingga hampir tidak mungkin bagi kamera untuk menangkap seorang pria di jalanan yang sibuk. Ternyata, gambar seorang pria itu berhasil terekam karena saat itu ia tengah memoles sepatunya dengan waktu yang cukup lama.

Proses dan perangkat yang digunakan Daguerre untuk membidik foto tersebut, kemudian dipatenkan dan diberi nama ‘Daguerreotype’. Sontak, kamera itu menjadi populer dan kerap dipakai untuk mengambil gambar tokoh-tokoh terkenal. Bisa dibilang alat ini adalah kamera foto pertama yang digunakan secara massal.


Cetak Foto Hanya Tiga Detik

Namun teknik itu memiliki kelemahan yaitu hanya bisa mencetak gambar sebanyak satu kali, yang kemudian dijual kepada pemerintah Perancis pada 1839 sehingga meluas ke seluruh Eropa dan Amerika.

Lima tahun kemudian, tepatnya tahun 1844, keluar teknologi baru yang bisa memperbanyak foto lewat kertas film negatif. Teknik baru itu disebut 'Calotype' yang ditemukan oleh ilmuwan Inggris William Fox Talbot. Meski cetakannya tidak sebagus foto Daguerre, setidaknya Talbot mampu memperbanyak hasil foto sebanyak mungkin. Hasil dari teknik Calotype dinamakan 'Photography' dan diakui sebagai inspirator foto modern.



Setelah itu pada tahun 1852, seorang penemu asal Inggris Frederick Scott Archer berhasil melakukan proses mencetak foto yang lebih cepat yaitu hanya dalam waktu 3 detik. Teknik itu disebut 'Collodion' dengan cara mencetak gambar pada saat plat film masih dalam keadaan basah.

Lalu pada 1871, seorang fotografer Inggris Richard Maddox menemukan gelatin, sebuah bahan yang digunakan untuk mencetak foto. Bahan ini menggantikan piringan kaca fotografik. Dengan penemuannya itu sebuah gambar bisa dicetak lebih banyak dan kualitasnya lebih bagus. Bersamaan dengan itu pula hadirlah sebuah kamera yang lebih handy dan ini merupakan awal dari proses produksi film massal.


Kodak Sebagai Kamera Rollfilm Pertama di Dunia

Perkembangan dari kamera foto berlanjut berbarengan dengan ditemukannya teknologi rollfilm. Tahun 1888, seorang berkebangsaan Amerika Serikat George Eastman memperkenalkan kamera yang dijual dengan harga terjangkau yaitu Kodak. Kamera ini diisi dengan sebuah rollfilm hitam putih yang mampu mencetak 100 foto.



Mulanya, perusahaan Eastman ini memiliki slogan “You press the button, we do the rest” atau "Anda yang menekan tombolnya, selanjutnya kami yang akan mengurusnya". Slogan itu memang cukup aneh, pasalnya untuk memproses dan mencetak hasil foto, konsumen wajib mengantarkan kamera mereka ke pabrik untuk proses lebih lanjut.

Ya, itulah sejarah awal dari kamera foto. Dimulai dengan eksperimen Joseph Nicéphore Niépce yang mengembangkan kamera Obscura agar bisa merekam gambar lebih baik, dilanjutkan Louis JM Daguerre dengan Daguerreotype-nya untuk menyempurnakan hasil eksperimen Niépce. Lalu William Henry Fox Talbot yang mempunyai konsep serupa dengan Daguerre, yang dilanjutkan George Eastman untuk memproduksi kamera Kodak yang mudah digunakan dan semakin merakyat.

Pada artikel serial 'Rekam Jejak Fotografi' selanjutnya, kami akan membahas seputar fotografi digital. Ditunggu ya... (isk/dew)

Baca juga:
Bagian I : Berawal Dari Lubang Jarum dan Ruang Gelap


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.