Sukses

Bos Aplikasi Kencan Tinder Terlibat Kasus Pelecehan Seksual

Gugatan itu menuduh Mateen telah berbuat kasar serta kerap mengirim email dan pesan yang bernada mengancam.

Liputan6.com, Aplikasi kencan, Tinder, digugat oleh salah satu pendirinya yaitu Whitney Wolfe karena telah melakukan pelecehan seksual dan diskiriminasi seks, sebelum dirinya meninggalkan perusahaan pada April 2014.

Wolfe menggugat Tinder, perusahaan induknya yaitu IAC, dan sister company-nya yakni Match.com yang ditujukan pada Chief Marketing Officer Tinder, Justin Mateen. Gugatan itu menuduh Mateen telah berbuat kasar serta kerap mengirim email dan pesan yang bernada mengancam, setelah hubungannya dengan Wolfe mulai memburuk.

Mengutip laman Guardian, Kamis (3/7/2014), Mateen juga dituduh telah menurunkan jabatan Wolfe dari posisi co-founder karena ia adalah seorang wanita. Atas kakus ini pihak IAC langsung merespon gugatan dari Wolfe.

"Segera setelah menerima tuduhan yang tercantum dalam gugatan Wolfe, Mateen telah kami skors sambil menunggu penyelidikan internal yang sedang berlangsung," ujar seorang juru bicara IAC kepada Guardian.

Selama proses penyelidikan, Mateen terbukti telah mengirim pesan pribadi yang tidak pantas kepada Wolfe. "Kami secara tegas mengutuk tindakan itu. Namun kami menyatakan bahwa kasus itu adalah kasus personal dan tidak ada hubungannya dengan Tinder," tambah juru bicara IAC.

Wolfe dikenal sebagai orang yang berperan penting dalam keberhasilan Tinder, termasuk memilih nama dan mengatur strategi pemasaran. Sebelumnya, hubungan Wolfe dengan Mateen sangat dekat, yang dimulai pada Februari 2013.

Namun pada akhir tahun 2013, hubungan mereka mulai renggang setelah Wolfe didepak dari Tinder. Salah satu alasannya adalah karena Facebook dan Snapchat tidak memiliki petinggi wanita.


Baca juga:
Remaja Yang Sering Ber-SMS Punya Nafsu Seks Tinggi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.