Sukses

Selain Animasi, e-Book Juga Punya Potensi Besar di Tanah Air

Industri kreatif digital Indonesia yang punya peluang untuk tumbuh cepat adalah aplikasi mobile, game online, animasi, dan buku digital.

Liputan6.com, Jakarta - Perangkat teknologi yang kian berkembang menjadikan berbagai kebutuhan manusia bisa lebih mudah dipenuhi. Hadirnya perangkat mobile, yang semakin meluas digunakan masyarakat untuk mengembangkan industri kreatfi berbasis digital Indonesia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Mari Elka Pangestu mengaku memiliki perhatian yang cukup besar pada industri konten maupun aplikasi mobile Tanah Air.

"Kita berusaha tingkatkan kemampuan para pemain di industri digital kreatif di Indonesia. Saya yakin secara kualitas orang Indonesia nggak kalah saing dengan orang-orang dari luar negeri. Kita punya mapping mana saja bagian di industri kreatif yang punya potensi untuk berkembang lebih cepat," katanya saat ditemui tim Tekno Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta.

Dalam catatan Mari, beberapa bidang yang ada dalam industri kreatif digital Indonesia yang punya kemampuan untuk tumbuh cepat antara lain aplikasi mobile, game online, animasi, dan buku digital.

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa sekarang ini pihaknya masih harus memilih prioritas mana bagian yang akan dikembangkan dari industri kreatif digital di Tanah Air.

"Skala prioritas itu ditentukan menurut Gross Domestic Product (GDP). Dari situ terlihat, mana hal utama yang harus kita kembangkan. Konten buku elektronik atau e-book adalah salah satunya karena Kemendikbud sudah mengunakan untuk bahan ajar. Kalau begitu, ya secara pasar sudah pasti ada yang pakai," tambahnya.

Menteri yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan ini juga memaparkan bahwa faktor lain yang sedang dirapikan pihaknya sebagai wujud dukungan terhadap industri kreatif ialah peraturan hak cipta, fasilitas, dan pendanaan.

"Kami mengajak pihak swasta untuk membantu pelaku industri digital dengan memakai jasanya maupun memberi modal. Selain itu meminta perbankan juga menyediakan skema permodalan bagi pelaku industri digital supaya mereka bisa lebih mudah mendapat pinjaman," imbuhnya.

Mari pun menjelaskan sulitnya pihak bank dalam memberikan pinjaman kepada pelaku industri lokal di Indonesia disebabkan industri kreatif digital Indonesia masih terbilang baru berkembang. Lantas, perusahaan berbau digital dianggap lebih sulit dalam memberikan jaminan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini