Sukses

Mengenal si `Guru Empati` Mr. Nice Facebook

Tanggung jawab sebagai Mr. Nice Facebook ini diemban oleh Arturo Bejar. Tugasnya 'mengajari' pengguna Facebook untuk berempati.

Liputan6.com, Jakarta Facebook memiliki sekira 7.185 karyawan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Namun ada satu yang cukup menarik yaitu 'mengajari' pengguna Facebook, khususnys remaja, untuk saling bersikap baik dan menghormati.

Tanggung jawab sebagai Mr. Nice Facebook ini diemban oleh Arturo Bejar. Tugasnya memang cukup ajaib yaitu 'mengajari' pengguna Facebook untuk berempati.

Di sisi lain, sikap saling menghormati dalam kehidupan dunia maya dianggap sebagai hal yang mustahil. Tapi itulah yang menjadi tugas Bejar, yang menjabat sebagai Director of Engineering untuk tim Facebook Protect and Care, 80-strong.

Bejar percaya bahwa sebagian besar pengguna tidak benar-benar bermaksud buruk, karena itu biasanya mereka akan menarik kembali komentarnya. Bahkan, sambungnya, pengguna merasa bersalah ketika mereka sadar komentar itu telah menyakiti orang lain.

Facebook sendiri pernah bertanya kepada para penggunanya mengenai alasan mereka membuat postingan yang menyakiti orang lain. Sekira 90 persen responden berpikir bahwa teman mereka akan menyukai postingan seperti itu atau menganggapnya lucu. Hanya dua persen yang bertujuan untuk memprovokasi atau mengancam orang lain.

Menurutnya, sikap pengguna Facebook juga dipengaruhi oleh alat komunikasi. "Cara kerja otak kita telah berkembang untuk memahami satu sama lain berdasarkan suara dan melihat ekspresi wajah. Tapi itu kemudian hilang karena perangkat yang kita gunakan untuk berkomunikasi," kata Bejar, seperti dilansir New York Times, Rabu (29/10/2014).

Upaya Facebook menciptakan rasa empati sesama pengguna diperkirakan cukup berhasil. Raksasa jejaring itu mengatakan bahwa tiap pekan, delapan juta pengguna Facebook menggunakan tools untuk melaporkan posting atau foto yang mengganggu. Tool laporan yang dimaksud biasanya terdapat pada sisi kanan atas di semua postingan atau tombol opsi di sisi bawah foto.

Tim Bejar mendesain tool itu untuk memberikan akses bagi orang-orang yang merasa disakiti oleh orang lain. Sistem ini, kata Bejar, terbukti berhasil.

Selanjutnya, Bejar dan timnya sedang bereksperimen dengan suara untuk membantu orang-orang menyampaikan apa yang mereka rasakan. Seperti suara tawa untuk mengkomunikasikan perasaan tentang sebuah postingan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.