Sukses

Diserang Hacker, Karyawan Sony Pictures Kerja Manual

Karyawan di seluruh kantor Sony Pictures dilarang menggunakan komputer, sehingga harus bekerja menggunakan kertas dan pulpen.

Liputan6.com, Jakarta - Serangan kelompok hacker terhadap sistem komputer Sony Pictures berbuntut panjang. Karyawan di seluruh kantor Sony Pictures dilarang menggunakan komputer, sehingga harus bekerja menggunakan kertas dan pulpen.

Dilansir Business Insider, Minggu (30/11/2014), sebuah laporan baru di Times mengungkapkan bahwa para karyawan tidak boleh menggunakan komputer. "Orang-orang duduk di kursi mereka mencoba bekerja dengan pulpen dan kertas. Semuanya seperti itu," ungkap sumber Sony Pictures kepada Times.

Menurut sumber, hanya komputer Mac yang biasanya digunakan untuk mengedit video, masih berfungsi di kantor Sony Pictures London. Karyawan boleh menggunakannya karena perangkat itu tidak pernah terkoneksi dengan internet, sehingga amn dari jangkauan hacker.

Selain itu, terdapat pemberitahuan di lift gedung perusahaan yang melarang karyawan menggunakan komputer mereka atau mengakses WiFi kantor. Sony membutuhkan waktu selama tiga pekan untuk memperbaiki jaringan perusahaan.

Aksi hacker ini dinilai bukan peretasan sederhana, yang mengakibatkan beberapa file dicuri. Kelompok hacker itu dilaporkan mengambil alih sistem internal komputer, menampilkan pesan mereka, bahkan mengontrol akun Twitter untuk promosi film-film Hollywood.

"Kami down, benar-benar lumpuh," tutur seorang sumber dari Sony Pictures.

Kelompok di balik peretasan ini, Guardian of Peace (GOP), mengklaim mendapatkan bantuan dari 'orang dalam' Sony untuk bisa mengambi alih sistem komputer. Ada karyawan Sony yang membiarkan mereka masuk ke jaringan komputer.

Ars Technica melaporkan bahwa GOP mempublikasikan daftar file yang dicuri dari jaringan komputer Sony Pictures. Beberapa di antaranya adalah salinan digital dokumen passport dan visa sejumlah bintang seperti Angelina Jolie dan Cameron Diaz, lebih dari 700 dokumen berisi password, 179 arsip email Outlook milik eksekutif dan staf IT, serta dokumen berisi anggaran film.

(din/dew)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.