Sukses

Begini Jadinya Bila Ceroboh Saat Belanja Online

Hal itu membuat keuangan mereka penuh risiko dan juga menimbulkan masalah bagi bank dan sistem pembayaran elektronik.

Liputan6.com, Jakarta - Menurut survei yang dilakukan Kaspersky Lab dan B2B Internasional, hampir sepertiga dari pengguna internet masih ceroboh saat melakukan transaksi online atau belanja online.

Sebanyak 31% responden mengakui bahwa mereka tidak terlalu memperhatikan tingkat keamanan situs di mana mereka memasukkan data pribadi atau keuangan mereka.

Satu dari lima pengguna tidak mengambil langkah-langkah untuk melindungi kata sandi yang digunakan untuk mengakses situs yang sensitif ini. Sementara 16% responden dengan percaya diri menyatakan bahwa `kejahatan siber dimana uang dicuri adalah kejadian langka dan hal tersebut tidak mungkin terjadi padaku`.

Hal itu membuat keuangan mereka penuh risiko dan juga menimbulkan masalah bagi bank dan sistem pembayaran elektronik jika mereka ingin mengembalikan kerugian yang dialami oleh klien mereka.

Untuk meminimalisir bahaya, semua pihak yang terlibat dalam transaksi online harus mengambil langkah-langkah keamanan yang memadai.

“Ketika pengguna tidak menghiraukan tindakan keamanan, maka mereka dapat menjadi korban penipuan. Namun pada akhirnya pihak bank yang harus membayar semua kerugian atas kelalaian tersebut," kata Ross Hogan, Kepala Global dari Divisi Pencegahan Penipuan di Kaspersky Lab melalui keterangan tertulis, Selasa (2/12/2014).

Perlu diingat bahwa hacker tak hanya tertarik pada nomor rekening bank. Mereka juga mengincar kredensial untuk login ke perbankan online dan rekening e-payment. Terlebih 30% responden menyimpan data keuangan pada perangkat dengan akses internet.

Misalnya, hanya 58% smartphone Android yang dilengkapi solusi keamanan bawaan. Satu dari sepuluh pengguna Android menjaga kode PIN dan kata sandi mereka pada perangkat mobile yang tidak dilindungi oleh solusi keamanan.

Parahnya, sebanyak 31% smartphone dan 41% tablet Android bahkan tidak memiliki perlindungan dasar sebagai pengaturan kata sandi untuk membuka blokir perangkat sebelum digunakan. (isk/dhi)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini