Sukses

5 Alasan Kenapa Mobil Pintar Apple Lebih Pantas Disebut Rumor

Chief Correspondent situs berita Mashable, Lance Ulanoff, menyatakan proyek mobil Apple bukanlah hal yang nyata.

Liputan6.com, Jakarta - Meski berbagai kabar terkait mobil Apple terus bermunculan. Yang terkini, laporan dari Bloomberg menyebutkan bahwa Apple akan mulai memproduksi mobil listrik paling cepat di tahun 2020, alias lima tahun mendatang. 

Namun sayang, hingga kini belum ada tanggapan resmi dari pihak perusahaan. Menariknya aksi 'tutup mulut' yang dilakukan Apple justru membuat hal ini semakin menarik untuk diikuti. Layaknya gosip ('digosok makin sip'), berbagai informasi yang tak pasti seputar mobil besutan Apple justru semakin membuat banyak orang penasaran.

Akan tetapi menurut Chief Correspondent situs berita Mashable, Lance Ulanoff, proyek mobil pintar Apple bukanlah hal yang nyata. Ulanoff menyatakan bahwa proyek pengembangan mobil pintar Apple yang kabarnya berkode nama 'Titan' ini hanyalah isapan jempol belaka.

Ia lebih percaya jika Apple disebutkan tengah mengerjakan proyek software pendukung mobil canggih, bukan memproduksi sebuah mobil. Ulanoff bahkan memiliki 5 alasan kenapa memproduksi mobil menjadi hal yang mustahil bagi Apple.

Anda penasaran? Berikut ulasannya.

Selanjutnya>>>

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1

1. Kompleksitas manufaktur

Mobil adalah jenis perangkat yang sangat kompleks. Penjelasan Ford mengatakan bahwa tiap mobil rata-rata memiliki 5.000 hingga 6.000 komponen. Dan hal ini sangat berbeda dengan proses manufaktur smartphone, tablet, ataupun laptop.

Apple tidak akan bisa membangun mobil sendirian. Lebih masuk akal jika perusahaan yang dipimpin oleh Tim Cook itu menciptakan sistem komputasi pendukung mobil canggih yang sektor otomotifnya dikerjakan oleh perusahaan lain. Mungkin Apple bisa bekerjasama dengan Hyundai atau Toyota dalam kasus ini.

Jika Apple memaksakan untuk memproduksi mobilnya sendiri, bagaimana Apple dapat memenuhi permintaan suku cadang dan pelayanan purna jual lainnya? Sistem bisnis yang sama sekali baru untuk Apple ini tidak bisa dibangun hanya dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.

Selanjutnya>>>

3 dari 6 halaman

2

2. Regulasi serikat buruh

Sekarang begini, Apple memang memiliki beberapa manufaktur di AS, namun itu hanya sebagian kecil. Berbagai jenis komponen utama dengan ongkos produksi mahal tetap dikerjakan oleh manufaktur di luar AS, yakni Tiongkok.

Bila Apple menggunakan strategi tersebut, apakah mereka diperbolehkan menjual mobilnya di AS? Tentu saja boleh dari sisi regulasi pemerintah AS, namun tidak menurut pendapat serikat buruh di AS. Mereka akan mati-matian mengganjal Apple dan memaksa Apple untuk menggunakan fasilitas manufaktur di Detroit, tempat Ford dan sejumlah brand otomotif AS lainnya merakit mobil. Ini artinya, biaya produksi mobil Apple akan semakin membengkak.

Selanjutnya>>>

4 dari 6 halaman

3

3. Kekurangan SDM ahli berlatar belakang otomotif

Apple memang dikabarkan telah mempekerjakan Johann Jungwirth, mantan presiden sekaligus CEO of Mercedes-Benz Research & Development. Selain Jungwirth, ada beberapa nama lain berlatar belakang industri otomotif yang digosipkan telah bergabung di tim pengembangan mobil Apple. Namun kehadiran mereka diklaim belum cukup untuk memulai produksi sebuah mobil.

Ulanoff memprediksi bahwa orang-orang tersebut dipekerjakan Apple bukan untuk memproduksi mobil, melainkan untuk membantu Apple memahai mobil. Ya, Ulanoff lebih yakin bahwa tim yang bekerja di proyek rahasiah Apple dikumpulkan bukan untuk menciptakan mobil, melainkan sistem komputasi pendukung mobil canggih di masa depan.

Selanjutnya>>>

5 dari 6 halaman

4

4. Penetuan harga dan pemasaran

Biaya produksi iPhone 6 tercatat hanya US$ 200 dan Apple bisa menjualnya di kisaran harga US$ 650. Itu adalah model bisnis yang sangat luar biasa bagus. Akan tetapi hal tersebut mustahil terjadi di bisnis otomotif.

Dalam strategi menjual mobil, ada banyak biaya yang harus dikeluarkan. Memajang iPhone di Apple store biayanya jauh lebih murah dibandingkan berusaha menjajakan sebuah mobil di dalam dealer.

Apple harus bersusah payah mengubah Apple Store mereka menjadi showroom mobil. Atau mereka bisa membuat sejumlah showroom baru, dan silahkan tentukan sendiri berapa harga yang pantas untuk mobil pintar Apple dengan biaya pemasaran yang semakin membengkak.

Selanjutnya>>>

6 dari 6 halaman

5

5. Tidak ada celah pasar

Ulanoff menyimpulkan bahwa sebenarnya Apple sama sekali tidak berminat terjun ke industri otomotif karena sudah tidak memiliki celah. Jika Apple ingin memproduksi mobil publik yang biasa-biasa saja, coba sebutkan berapa banyak brand produsen mobil lain yang siap mengganjal kiprah Apple.

Lalu jika mereka ingin bersaing dengan Tesla di sektor mobil listrik, Apple sudah kalah langkah. Mobil listrik besutan Tesla kini sudah bisa dicicipi oleh konsumen dengan desainnya yang bergaya dan harganya yang premium. 

(dhi/dew)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.