Sukses

Uber Go Public Akhir Tahun Depan

Bocoran dokumen internal perusahaan menyebutkan bahwa Uber Inc. akan melakukan initial public offering (IPO) pada 12 -24 bulan ke depan.

Liputan6.com, Jakarta - Meski terus menuai kontroversi di berbagai negara tempatnya beroperasi, laju pertumbuhan bisnis Uber faktanya terus melesat.

Terkini, menurut laporan yang dipublikasikan laman Reuters, layanan transportasi roda empat berbasis aplikasi itu bakal menjelma menjadi perusahaan publik (go public) dalam waktu dekat.

Mengutip laman Techcrunch, Jumat (21/8/2015), sebuah bocoran dokumen internal perusahaan yang didapat Reuters menyebutkan bahwa Uber Inc. akan melakukan initial public offering (IPO) pada 12 hingga 24 bulan ke depan. 

Bocoran dokumen itu sendiri kabarnya sudah dirilis sejak Juni 2015. Ini artinya, perusahaan yang dirintis oleh duet Travis Kalanick dan Garret Camp itu kemungkinan besar bakal menggelar IPO di akhir 2016 atau awal 2017.

Selain perihal waktu IPO perusahaan, pada bocoran dokumen yang diyakini sebagai materi presentasi bagi investor potensial asal China tersebut juga diungkapan bahwa Uber berhasil mencatatakan nilai transaksi sebesar US$ 2,91 miliar dan keuntungan mencapai US$ 600 juta di tahun 2014 kemarin. Sedangkan untuk 2015 ini, Uber menargetkan pencapaian transaksi sebesar US$ 10,84 miliar dan keuntungan sebesar US$ 2 miliar.

Uber sendiri saat ini telah beroperasi di 57 negara di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Akan tetapi, eksistensi Uber di sejumlah negara menjadi kontroversi dan mengundang kecaman dari para penyedia jasa layanan transportasi reguler.

Di Jakarta, Pemkot DKI Jakarta beserta Organda pun melarang peredaran Uber. Sementara, di Paris dan Meksiko, keberadaan Uber malah sampai menyulut aksi kerusuhan masa yang cukup mengkhawatirkan.

Namun begitu, Uber tetap saja sukses menjadi startup paling bernilai di dunia setelah mendapatkan guyuran investasi sebesar US$ 1 miliar di awal semester kedua 2015 ini.  Kondisi ini menjadikan Uber sebagai perusahaan dengan nilai sebesar US$ 51 miliar, atau setara dengan Rp 688 triliun.

Menurut yang dilansir laman Wall Street Journall, Microsoft dan Bennett Coleman & Co's Times Internet (The Times Group) termasuk ke dalam pihak-pihak yang turut menyumbang di babak investasi baru tersebut.

(dhi/isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini