Liputan6.com, Jakarta - Pasca penolakan Peninjauan Kembali (PK) Indar Atmanto, mantan Direktur PT Indosat Mega Media (IM2), ke Mahkamah Agung, sejumlah pihak terkait bereaksi atas kasus penyalahgunaan frekuensi 2.100 MHz tersebut.
Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) dan Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) bereaksi dengan menggelar konferensi pers "Sikap Para Asosiasi Telekomunikasi atas Penolakan PK Indar Atmanto", Rabu (5/11/2015) di Jakarta.
Tak hanya mereka, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara pun tiba-tiba muncul dalam konferensi press tersebut yang berlokasi di kantor pusat Indosat, Jakarta.
"Sebetulnya saya cuma mau mengambil dokumen saja ke sini (Indosat). Lalu, saya diajak ke mari untuk menyampaikan beberapa kata. Pada intinya begini, kami selaku pemerintah serius menangani kasus tersebut," kata Rudiantara.
Menurut dia, kasus yang menimpa Indar Atmanto dapat mengubah tatanan bisnis model industri telekomunikasi yang sudah ada di Indonesia. Artinya, ini akan berdampak pada iklim usaha. Apalagi industri telekomunikasi dinilai menjadi penggerak sektor-sektor industri lainnya.
"Saya paham bahwa kasus ini sudah lama bergulir dan belum ada tindakan lebih lanjut. Namun, saya tidak bisa banyak sampaikan lebih detil karena harus dibicarakan dengan banyak kementerian lain yang terkait," ujarnya.
Sekadar diketahui, kasus ini bermula ketika Indar Atmanto melakukan perjanjian kerja sama dengan PT Indosat Tbk untuk menggunakan frekuensi bersama di 2.100 MHz.
Karena itu, IM2 tidak membayar Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi selama periode kerja sama berlangsung, yakni 2006-2012. Menurut Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), IM2 merugikan negara sebesar Rp 1,358 triliun.
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta lantas menjatuhkan hukuman kepada Indar selama 4 tahun penjara dengan uang pengganti sebesar Rp 1,3 triliun.
(cas/isk)**
Kasus IM2 Berdampak ke Model Bisnis Telekomunikasi
Kasus yang menimpa Indar Atmanto dapat mengubah tatanan bisnis model industri telekomunikasi yang sudah ada di Indonesia.
Advertisement
EnamPlus
powered by
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5212345/original/011274000_1746609891-Perang-Dagang-Amerika-China-900x1200.jpg)
Perang Dagang Amerika vs China
- Kripto Lebih Kuat Bertahan Ketimbang Saham saat Sentimen Tarif Trump Membayangi7 hours ago
- Trump ingin Naikkan Tarif Impor 15% ke Negara Mitra Dagang 150 Hari20 hours ago
- Negosiasi Tarif AS-China Macet, Trump-Xi Jinping Perlu Turun Tangan22 hours ago
- Tarif Trump Kembali Diberlakukan oleh Pengadilan Banding AS1 day ago
- Harga Emas Hari Ini Kembali Berkilau Tersengat Data Pekerjaan AS hingga Tarif Trump1 day ago
- Harga Emas Hari Ini 29 Mei 2025 Terpantau Stabil, Cek di Sini2 days ago
- Tarif Trump Jadi Sinyal bagi ASEAN Perkuat Kolaborasi, Bukan Kompetisi3 days ago
- Trump Tak Jadi Tarik Tarif 50% ke Eropa Mulai 1 Juni, Simak Alasannya4 days ago
- Prediksi Harga Emas 27 Mei 2025: Berpeluang Tembus Segini4 days ago
- iPhone dan Samsung Terancam Kena Tarif Impor Baru di AS5 days ago
- Tarif Trump ke Uni Eropa Bikin Rp 4,8 Triliun Lenyap di Bursa Kripto6 days ago
- Donald Trump Ancam Tarif Baru terhadap Uni Eropa1 week ago