Liputan6.com, Jakarta - Sebagai salah satu pemain layanan 4G LTE, Smartfren mengungkap bahwa masih banyak pengguna yang enggan pindah ke layanan berbasis internet cepat tersebut. Salah satunya adalah karena anggapan layanan 4G LTE itu mahal.
Padahal menurut penuturan Smartfren, hal yang terjadi tidaklah demikian. “Sebenarnya bukan 4G LTE-nya yang mahal, melainkan konsumsi pengguna yang semakin tinggi ketika sudah merasakan pengalaman menggunakan layanan internet 4G LTE,” ucap Hartadi Novianto, Head of Smartphone Product Bundling Smartfren, di acara uji hasil jaringan Smartfren di Bogor.
Hartadi mencontohkan salah satunya adalah ketika pengguna merasakan kecepatan layanan 4G LTE saat menonton atau streaming video. Sebelumnya dalam kecepatan 3G pengguna hanya menonton sesekali. Namun ketika sudah merasakan kecepatan 4G LTE, maka secara tidak langsung ingin menonton video lainnya.
“Hal inilah yang mendorong penggunaan kuota 4G LTE lebih besar dari biasanya. Sebab jika menggunakan internet 3G menonton video hanya 1 kali dalam sehari. Namun saat menggunakan internet 4G LTE pengguna dapat menonton 2 sampai 4 video karena waktu akses yang lebih cepat,” ucap Hartadi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Roberto Saputra selaku Direktur Smartfren. Menurut dia, tarif yang diberikan layanan 4G LTE Smartfren tidak berbeda dengan tarif Smartfren sebelumnya. Bahkan dengan tarif yang sama, lewat layanan 4G LTE Smartfren memberikan fitur baru untuk pelanggannya.
“Namun untuk dapat merasakan pengalaman menggunakan 4G LTE ini, pengguna harus meng-upgrade perangkatnya terlebih dulu,” ucap Roberto.
Untuk itu Smartfren sudah memiliki beberapa program yang mempermudah pengguna untuk mulai migrasi ke layanan 4G LTE. Salah satunya adalah dengan menghadirkan paket internet 4G LTE True Unlimited, lalu program trade-in, serta penjualan smartphone 4G dengan harga terjangkau lewat seri E yang sekarang dibanderol Rp 699.000. Termasuk menghadirkan starter pack seharga Rp 25.000 untuk pengguna yang memiliki perangkat yang mendukung layanan 4G LTE milik Smartfren.
“Program-program ini ditujukan untuk menepis anggapan bahwa layanan 4G LTE itu mahal sekaligus menjaring lebih banyak pengguna layanan 4G LTE milik Smartfren,” ujar Hartadi.
(dam/dew)**
Smartfren: Bukan 4G-nya yang Mahal, tapi Konsumsi Datanya
Smartfren mengungkap masih banyak pengguna yang enggan pindah ke layanan 4G karena beranggapan layanan ini mahal.
Advertisement
EnamPlus
powered by
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5212345/original/011274000_1746609891-Perang-Dagang-Amerika-China-900x1200.jpg)
Perang Dagang Amerika vs China
- Trump ingin Naikkan Tarif Impor 15% ke Negara Mitra Dagang 150 Hari2 hours ago
- Negosiasi Tarif AS-China Macet, Trump-Xi Jinping Perlu Turun Tangan5 hours ago
- Tarif Trump Kembali Diberlakukan oleh Pengadilan Banding AS6 hours ago
- Harga Emas Hari Ini Kembali Berkilau Tersengat Data Pekerjaan AS hingga Tarif Trump12 hours ago
- Harga Emas Hari Ini 29 Mei 2025 Terpantau Stabil, Cek di Sini1 day ago
- Tarif Trump Jadi Sinyal bagi ASEAN Perkuat Kolaborasi, Bukan Kompetisi2 days ago
- Trump Tak Jadi Tarik Tarif 50% ke Eropa Mulai 1 Juni, Simak Alasannya3 days ago
- Prediksi Harga Emas 27 Mei 2025: Berpeluang Tembus Segini4 days ago
- iPhone dan Samsung Terancam Kena Tarif Impor Baru di AS4 days ago
- Tarif Trump ke Uni Eropa Bikin Rp 4,8 Triliun Lenyap di Bursa Kripto6 days ago
- Donald Trump Ancam Tarif Baru terhadap Uni Eropa6 days ago
- Harga Emas Hari Ini Melonjak Tersengat Ancaman Tarif Baru Trump6 days ago