Sukses

Melihat 60 Tempat Populer Indonesia Lebih Detail via Indoor Maps

Untuk peluncuran perdana Indoor Maps di Indonesia, ada 60 tempat populer yang tersebar di 13 kota.

Liputan6.com, Jakarta - Pernah merasa ribet saat mencari sebuah tempat yang baru pertama kali Anda kunjungi? Atau bingung saat mencari toko atau gerbang keberangkatan di bandara padahal pesawat sudah mau lepas landas?

Untuk mengatasi hal tersebut, Google Maps secara resmi meluncurkan fitur Indoor Maps, Selasa (8/12/2015). Untuk peluncuran perdana di Indonesia, ada 60 tempat populer yang tersebar di 13 kota, mulai dari mal, bandara, museum hingga universitas, yang telah mengintegrasikan denah lantainya ke dalam Google Maps.

Maps Bandara Udara Internasional Ngurah Rai Bali, Jakarta Convention Centre, Grand Indonesia Shopping Town, dan Museum Nasional Indonesia adalah beberapa tempat yang memiliki fitur ini.

Semua itu lengkap dengan navigasi detail per lantai. Indoor Maps akan memudahkan Anda menemukan gerbang, nama toko, ATM, dan toilet misalnya, di saat bantuan meja informasi tidak tersedia.

Denah lantai yang mendetail akan muncul secara otomatis saat Anda melakukan zoom in di gedung atau lokasi di mana fitur Indoor Maps tersedia.

Sama dengan pengalaman saat menggunakan Google Maps, Anda akan melihat “titik biru” yang berkedap-kedip sesuai titik di mana Anda berdiri. Ketika Anda berpindah lantai misalnya, Google Maps akan memperbarui lokasi Anda.

“Kami menyambut baik kesempatan bekerjasama dengan Google dalam meluncurkan Indoor Maps di Indonesia. Dengan jumlah pengguna smartphone yang terus bertambah, hal ini membuka kesempatan lebih besar bagi konsumen untuk menemukan jasa atau bisnis yang mereka butuhkan, begitu pun sebaliknya,” kata Ellen Hidayat, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), DPD DKI Jakarta melalui keterangan resminya.

Sepanjang 2015, Google Maps telah memperbarui tiga fitur utama untuk Indonesia. Menjelang musim mudik di bulan Ramadan, Google Maps memberikan informasi kemacetan secara real time untuk 23 kota di Indonesia.

Fitur lajur dan landmark kemudian diluncurkan di September 2015, di mana pengguna bisa mendapatkan navigasi suara berdasarkan bangunan fisik yang terlihat mata, seperti “Belok kiri di Bundaran HI” atau “Ambil lajur kiri di depan Taman Menteng”.

Dan pada November 2015, Google Maps meluncurkan fitur Offline untuk memastikan pengguna tetap bisa mendapatkan navigasi arah saat koneksi Internet mendadak tidak stabil atau hilang sama sekali.

(Isk/Cas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.