Sukses

5 'Ramalan' Serangan Hacker Mengerikan di 2016

Berikut ini prediksi-prediksi keamanan teratas untuk 2016 dan seterusnya, yang dikumpulkan oleh tim intelijen keamanan Symantec.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pakar keamanan menganggap bahwa saat ini hacker memiliki kemampuan dan sumber daya yang memadai dalam melancarkan serangan dengan tingkat keberhasilan tinggi kepada konsumen, perusahaan dan pemerintahan di seluruh dunia.

Upaya-upaya tersebut telah mengubah kejahatan cyber menjadi bisnis besar dengan pencurian informasi pribadi berskala besar. Tahun ini, tim intelijen Symantec melihat bahwa kepercayaan konsumen digoyahkan dengan sejumlah pelanggaran yang mengekpos identitas jutaan orang.

Kemampuan beberapa organisasi untuk pulih dari pelanggaran data menjadi lumpuh, seperti yang terjadi dalam pelanggaran data situs perselingkuhan Ashley Maddison. Bahkan tidak ada teknologi mudah dan cepat yang dapat menjamin kekebalan dari kejahatan internet atau serangan yang ditentukan dan ditargetkan.

Kesiapan untuk menghadapi yang terburuk dianggap dapat mencegah beberapa jenis serangan. Jadi, apa yang akan terjadi di tahun 2016 mendatang? Berikut ini prediksi-prediksi keamanan teratas untuk 2016 dan seterusnya, yang dikumpulkan oleh tim intelijen keamanan Symantec.

1. Kebutuhan untuk Peningkatan Semakin Mendesak

Karena konsumen semakin banyak membeli smartwatch, pelacak aktivitas, holographic headset, dan perangkat Internet of Things (IOT) lainnya, kebutuhan untuk meningkatkan keamanan pada perangkat ini akan menjadi semakin mendesak.

Berdasarkan laporan Gartner bertajuk Agenda Overview for the Internet of Things, mendekati tahun 2020, 30 miliar perangkat yang terhubungkan akan digunakan di berbagai industri dan IoT akan menyentuh setiap peran dalam perusahaan.

Tidak ada keraguan bahwa pasar untuk perangkat yang kompatibel dengan Internet of Things sedang berkembang, tetapi ini masih sangat terfragmentasi, dengan keragaman yang besar dalam platform hardware dan sistem operasi berbiaya rendah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ransomware Vs Malware

2. Serangan Terhadap Perangkat Apple Meningkat

Perangkat Apple semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Menurut IDC, perusahaan tersebut kini menyumbang 13,5 persen dari pengiriman smartphone global dan 7,5 persen dari pengiriman PC global.

Peningkatan penggunaan ini mendapatkan perhatian dari penyerang. Peningkatan dalam jumlah aktor penyerang telah mulai mengembangkan malware tertentu yang dirancang untuk menginfeksi perangkat yang berjalan pada Mac OS X atau Ios.

Meskipun jumlah ancaman yang menargetkan sistem operasi Apple masih cukup rendah bila dibandingkan dengan pesaing utama perusahaan tersebut (Windows di desktop dan Android pada ponsel), jumlah ancaman yang terungkap tumbuh dengan stabil dalam beberapa tahun terakhir.

Bersamaan dengan ini, tingkat infeksi malware yang berkaitan dengan Apple telah melonjak, terutama dalam 18 bulan terakhir.

3. Pertempuran Ransomware dan Malware Akan Memanas

Muncul pertama kali di negara-negara yang berbahasa Rusia, ransomware telah berkembang dan menyebar ke Eropa Barat, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Eropa dan Asia. Sangat mungkin bahwa beberapa kelompok ini yang bertanggung jawab atas ransomware asli tersebut adalah bagian dari ekspansi ini, tetapi kelompok kriminal lainnya juga ikut terlibat.

Nampak jelas bahwa penipuan ini menguntungkan bagi para penjahat dan ada kecenderungan akan meningkat. Ada kemungkinan kelompok-kelompok ransomware akan berkonflik dengan lebih banyak penyebar malware tradisional di tahun 2016. Infeksi ransomware bersifat terbuka dan jelas, sementara sebagian besar infeksi malware lainnya tertutup dan tidak disadari.

Kehadiran ransomware pada komputer biasanya akan meminta pemilik komputer untuk membersihkan komputer secara menyeluruh, menghapus malware apapun. Ketika ransomware mungkin telah diinstal oleh bagian yang terpisah dari malware, malware lainnya juga akan dihapus, memangkas model bisnis operator malware.

3 dari 3 halaman

Kebutuhan Enkripsi Meningkat

4. Risiko Serangan ke Infrastruktur Penting Melonjak

Kita telah melihat serangan terhadap infrastruktur dan pada 2016, kita bisa melihat peningkatan serangan tersebut. Motivasi dari serangan infrastruktur penting adalah politik dan pidana, dengan negara-negara dan organisasi politik menjalankan kampanye perang cyber, dan penjahat yang menyerang untuk mendapatkan keuntungan atau tebusan.

Industri IOT menjadi lebih terhubungkan karena persyaratan dan permintaan untuk pelaporan dan peningkatan fungsi melalui konektivitas dengan layanan tambahan.

Perubahan-perubahan ini memperkenalkan permukaan serangan yang lebih besar ke perangkat keras yang lebih tradisional untuk mengamankan lingkungan.

5. Kebutuhan Enkripsi Meningkat

Enkripsi dengan cepat menjadi mantra industri teknologi di seluruh dunia. Dengan begitu banyak komunikasi dan interaksi antar manusia dan sistem yang terjadi melalui jaringan yang tidak aman dan rentan seperti Internet, enkripsi yang kuat untuk data dalam transit telah dikenali dengan baik selama beberapa waktu dan umumnya diterapkan.

Sayangnya, banyak perangkat dan aplikasi baru memiliki implementasi buruk, menyebabkan kerentanan yang memungkinkan penyerang yang fokus untuk mendapatkan akses ke komunikasi.

Sebagai contoh, perangkat mobile telah menjadi pusat kehidupan sebagian besar orang untuk kepentingan komunikasi, penyimpanan data dan interaksi teknologi umum. Ini merupakan target bernilai tinggi untuk penjahat cyber, yang ingin mengeksploitasi hal tersebut.

(Isk/Cas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini