Sukses

2016, Komputer Bisa Tahu Emosi Anda

Di tahun 2016 mendatang, komputer akan melangkah lebih jauh, yang mana diprediksi dapat mengetahui emosi manusia.

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, komputer bisa dibilang selalu berdampingan dengan kehidupan sehari-hari. Membantu aktivitas manusia untuk mengatur jadwal, melakukan pekerjaan, asisten pribadi, dan bahkan sistem pelayanan hotel.

Dan di tahun 2016 mendatang, komputer akan melangkah lebih jauh, yang mana diprediksi dapat mengetahui emosi manusia. Apakah Anda sedang senang, sedih, atau marah hanya dengan cara melihat pergerakan otot kecil di wajah.

Andrew Moore, dekan sekolah ilmu komputer Carnegie Mellon mengatakan, kombinasi algoritma yang lebih baik dan teknologi kamera definisi tinggi akan membuat terobosan baru untuk laboratorium dan toko, situs web dan bahkan rumah sakit.

Teknologi ini bertujuan untuk membantu manusia berinteraksi dengan komputer, yang dinyatakan tidak menyadari seluk-beluk tertentu untuk bisa membaca ekspresi seseorang. Demikian seperti dikutip dari laman Fortune, Kamis (24/12/2015).

Sebagai contoh, teknologi pembaca emosi bisa dimanfaatkan untuk membantu pengguna situs web berinteraksi dengan agen customer service otomatis. Melalui teknologi ini komputer akan mengerti bila pelanggan benar-benar mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.

"Orang-orang yang berbicara tatap muka pasti membuat gerakan kecil yang menandakan ketertarikan atau kebingungan dan itu bisa memperlancar komunikasi. Tapi sampai saat ini, komputer tidak memiliki kemampuan untuk membaca emosi wajah dan malah beralih fokus hanya pada kata-kata tertulis atau lisan, menggunakan teknologi pengenalan bahasa alami," kata Moore.

Moore memprediksi, komputer yang memiliki kemampuan untuk mengenali emosi bisa membantu manusia atau bahkan memungkinkan robot pengasuh mengenali rasa sakit atau depresi pada pasien yang tidak dapat mengungkapkan hal itu.

Di Jepang, robot sudah digunakan untuk berinteraksi dengan pasien. Sementara di Amerika Serikat, telah bereksperimen dengan teknologi telemedicine untuk memudahkan pasien di daerah pedesaan bertemu dokter secara virtual.

Akan tetapi, teknologi tersebut masih sedikit mengganggu ketika memanfaatkan artificial intelligence (kecerdasan buatan) di lingkungan tertentu. Teknologi ini kemungkinan diklaim bisa memunculkan pelanggaran penyalahgunaan atau privasi.

Sebelumnya, Intel telah mengembangkan teknologi yang mampu membaca emosi manusia. Teknologi yang diberi nama RealSense itu sempat dipamerkan di New York, menunjukkan sejumlah kamera 3D yang mampu merasakan emosi dasar manusia, seperti bahagia, sedih, bahkan saat frustrasi dan kecapekan.

(Isk/Cas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini