Sukses

Ilmuwan Temukan Cara Ajarkan Robot Bersikap di Kehidupan Sosial

Sistem bernama Quixote ini memungkinkan kecerdasan buatan belajar cara bersikap dari cerita anak-anak

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi kecerdasan buatan yang terus meningkat ternyata dibarengi dengan ketakutan bahwa teknologi yang akan digunakan untuk robot tersebut dapat mengancam kehidupan manusia.

Untuk mengurangi kecemasan tersebut, sekelompok ilmuwan mengembangkan teknologi untuk melatih kecerdasan buatan bagaimana bersikap saat bersosialisasi.

Adalah Quixote sebuah teknologi yang dikembangkan oleh sekelompok peneliti dari Georgia Institute of Technology School of Interactive Computing. Lewat teknologi ini, robot diajarkan bagaimana cara membaca buku anak-anak, mengerti kebiasaan sosial di masyarakat, serta mempelajari urutan standar sebuah kejadian.

Salah satu peneliti dalam proyek ini, Mark Riedl menuturkan alasan kenapa memilih cerita anak-anak. Hal ini dikarenakan untuk mencegah robot melakukan tindakan yang sifatnya merusak.

Para peneliti percaya apabila robot tersebut dapat mengerti cerita anak-anak, proses itu dapat menghindari gejala tindakan psikotik. Selain itu, cara ini juga diharapkan dapat membantu robot mengambil sebuah pilihan tanpa perlu menyakiti manusia.

Riedl menjelaskan dengan Quixote, robot dapat diajari cara bertindak layaknya tokoh protagonis dalam cerita anak-anak. Ia mencontohkan dalam sebuah tugas, misalnya robot diminta untuk mengantre obat bagi manusia. Robot tersebut memiliki beberapa pilihan untuk menyelesaikan tugas.

Dia dapat mencuri, berbicara pada apoteker untuk mendapatkan obat, atau menunggu dengan sabar di depan kasir. Riedl menyebutkan tanpa sistem Quixote, sebuah robot dapat saja mengambil pilihan mencuri obat karena lebih cepat dan efisien.

Dengan cara mengajarinya cara bersikap, sebuah kecerdasan buatan dapat mengerti kalau pilihan mencuri adalah hal yang salah. Bahkan, dengan memberi hadiah ketika robot memilih dua pilihan lain, kecerdasan buatan tadi dapat memahami bahwa pilihan itu adalah hal yang baik. 

"Ini adalah teknik terbaik untuk robot yang memiliki tugas terbatas, tetapi membutuhkan interaksi manusia untuk menyelesaikannya," ujarnya seperti dikutip dari laman Tech Times, Sabtu (20/2/2016).

Ia juga menambahkan bahwa ini adalah langkah awal menuju sebuah penalaran moral dalam kecerdasan buatan.

Quixote sendiri adalah metode dengan sebuah nilai keselarasan untuk menghubungkan tujuan robot dengan perilaku yang tepat dalam sebuah tatanan sosial. Teknologi ini sebenarnya ini didasarkan pada penelitian Riedl sebelumnya.

(Dam/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini