Sukses

Nasib Ponsel BlackBerry Diputuskan September

BlackBerry dikabarkan akan memutuskan kelanjutan bisnis smartphone-nya pada September mendatang.

Liputan6.com, Waterloo - Smartphone BlackBerry kian terpuruk di antara ponsel-ponsel berbasis Android dan iPhone.

Informasi yang dilansir tim Tekno Liputan6.com dari laman Reuters, Minggu (3/4/2016), perusahaan asal Kanada ini berencana memutuskan kelanjutan bisnis smartphone-nya pada September tahun ini.

Meski begitu, CEO BlackBerry John Chen, pada Jumat waktu setempat mengaku dirinya masih percaya diri bahwa bisnis perangkat keras ponsel pintar tersebut masih menguntungkan.

Pelopor industri ponsel pintar ini memang kini lebih fokus pada perangkat lunak dan layanan, sebab pangsa pasarnya dalam dunia smartphone telah jauh berkurang dari tahun ke tahun.

Bahkan laman yang sama menyebutkan, pendapatan BlackBerry pada kuartal 4 periode lalu turun 30 persen dibandingkan periode sebelumnya. Disebutkan, saat itu pendapatannya hanya mencapai US$ 464 juta, padahal pada periode yang sama tahun lalu sekitar US$ 563 juta (Rp 7,4 triliun).

Meski begitu, untuk pendapatan perangkat lunak dan layanan naik 106 persen menjadi US$ 527 juta (Rp 6,9 triliun) melebihi target perusahaan, yakni US$ 500 juta (Rp 6,5 triliun).

Bukan hanya itu saja, saham BlackBerry turun hingga 7,5 persen di New York dan Toronto. Dikabarkan, hal ini merupakan dampak dari ketidakyakinan publik atas bisnis hardware BlackBerry.

"Fokus saya untuk tetap bertahan pada bisnis hardware hingga September. Namun saya juga realistis. Saya tidak akan terus-terusan bertahan pada bisnis (hardware) yang merugikan," kata Chen seperti dikutip dari Reuters. 

Ia mengatakan, BlackBerry berencana untuk meluncurkan sebuah perangkat Android kelas menengah sebelum September. Perusahaan juga memiliki rencana untuk menargetkan korporasi sebagai pengguna perangkat tersebut.

Chen berujar, BlackBerry kini sedang mengerjakan perangkat keras seperti virtual keyboard dan security software. Pergerakan itu, menurut Chen, adalah upaya perusahaan agar dapat meraih keuntungan.

Perusahaan yang bermarkas di Waterloo, Ontario, ini mengakui hanya berhasil menjual 600.000 smartphone di periode tersebut. Chen mengatakan, setidaknya BlackBerry perlu menjual tiga juta unit ponsel dengan rata-rata harga US$ 300 (Rp 3,9 juta) agar bisa mencapai titik impas. 

(Tin/Cas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.