Sukses

Pengaruh Internet pada Kehidupan Berpolitik Saat Ini

Internet telah mempengaruhi cara berkampanye politikus, hubungan antara pemerintah dan warga negara, serta gerakan sosial nyata

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini pengaruh internet dan teknologi digital tak dapat dipungkiri telah hadir secara menyeluruh pada kehidupan manusia, tak terkecuali kehidupan berpolitik.

Di beberapa negara, peran media sosial--sebagai bagian dari dunia digital--berhasil membentuk gerakan masyarakat yang nyata dan berpengaruh. Tak hanya itu, kehadiran teknologi--khususnya informasi dan data digital--telah mengubah cara manusia berpolitik. 

Mengutip laman The Economist, Jumat (8/4/2016), data digital berhasil mentransformasi cara politikus berkampanye, gerakan sosial, bahkan dalam sistem demokrasi berhasil mengubah komunikasi antara masyarakat dengan pemerintahnya.
Foto: Ilustrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (energitoday.com)
Salah satunya dalam penentuan kebijakan publik yang sekarang ini sangat mengandalkan data-data, khususnya pada tingkat pemerintahan lokal.

Sebuah kota atau wilayah tak lagi ragu memanfaatkan data atau informasi digital untuk membentuk kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Data tersebut juga dapat digunakan untuk mengubah cara birokrasi bekerja, termasuk berinteraksi dengan warga. Hal tersebut tentu akan membuat kota lebih efisien, dan turut memperdayakan warga negara untuk berperan lebih dalam kehidupan bernegara.

Di lain sisi, penggunaan data digital juga dapat memudahkan pemerintah mengetahui tiap-tiap pemrotes dan kritikus kebijakan yang dibuat. Untuk itu, informasi tak sekadar dibagi, tapi juga dikumpulkan oleh pemerintah. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Informasi Terlacak

Gelombang informasi dan tulisan protes di internet, jelas meninggalkan jejak kaki digital. Hal itu dapat dimanfaatkan pemerintah untuk diolah menjadi data tersendiri.

Pemerintah dapat menggunakan algoritma yang canggih, dan menggali seluruh data tersebut dari internet. Sebagai langkah awal, mungkin pemerintah sekadar melakukan pengawasan dan intervensi ketika dibutuhkan. 

Namun, tak tertutup kemungkinan pemerintah dapat mengidentifikasi, bahkan menertibkan aktivis-aktivis yang dianggap paling berpengaruh.

Selain itu, peran internet--khususnya media sosial--sangat mempengaruhi cara kampanye politik seseorang. Saat ini beberapa tokoh politik pun bahkan tak jarang memilih Facebook atau Twitter sebagai media kampanye, ketimbang sering memasang iklan dengan biaya tinggi.

"Internet merupakan tenaga penguat," ujar Marc Lynch dari George Washington University. Menurutnya, media sosial tak selalu menjadi pelopor sebuah gerakan, tapi dapat membantu meningkatkan momentum sebuah gerakan. Hal itu yang terjadi di Mesir dan negara Arab lainnya.

Namun, bagi beberapa partai politik, peran internet dianggap dapat mengurangi praktik demokrasi itu sendiri.

Melalui penggunaan data-data dan algoritma, proses demokrasi dapat menjadi sekadar latihan pemasaran seseorang. Selain itu, kenaikan data tak selalu berbanding lurus dengan jumlah warga negara yang terlibat dalam kegiatan politik.

Kendati demikian, saat ini internet tak terlalu menjauh dari harapan awal saat meluncur, yakni membuat dunia yang lebih demokratis. Namun, ketakutan saat ini adalah adanya efek bola salju dari informasi digital yang mendorong praktik demokrasi ke arah sebaliknya.

(Dam/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.