Sukses

Minta Boikot, Donald Trump Ternyata Punya Saham di Apple

Bakal calon presiden AS Donald Trump yang meminta Apple untuk diboikot ternyata punya saham di Apple.

Liputan6.com, California - Bakal calon presiden Amerika Serikat fenomenal, Donald Trump, rupanya memiliki saham Apple bernilai jutaan dolar AS.

Meski begitu, ia meminta masyarakat Amerika memboikot perusahaan yang bermarkas di California itu karena Apple tak mau membongkar sandi keamanan iPhone seorang teroris.

Dilansir Telegraph, Selasa (24/5/2016), berdasarkan laporan finansial personal yang diberikan pada pemerintah Amerika Serikat, pebisnis berusia 69 tahun ini memegang saham Apple senilai US$ 1,1 hingga US$ 2,25 juta atau setara dengan Rp 15 - Rp 30,8 miliar.

Tak hanya itu, laman CNET melaporkan bahwa Donald Trump juga memiliki saham di perusahaan Alphabet (Google) dan Amazon.

Februari lalu, kandidat presiden dari Partai Republican ini menyerukan masyarakat perlu memboikot produk-produk Apple dalam upaya untuk memaksa perusahaan memenuhi tuntutan pemerintah mendapatkan akses ke iPhone 5c milik pelaku penembakan di San Bernardino.

"Apple seharusnya memberikan sandi keamanan untuk ponsel itu, Ok," kata Trump saat kampanye di Pawleys Island, South Carolina.

Ia kemudian mengajak massa untuk memboikot produk-produk Apple hingga perusahaan teknologi itu memberikan sandi keamanannya.
Keluaran Gadget terbaru dari Apple, iPhone SE saat dipajang di kantor pusat Apple di Cupertino, California (21/3). Harga dari iPhone SE mencapai USD 399 atau sekitar Rp 5,2 juta. (REUTERS/Stephen Lam)
Pria kelahiran Queens New York City ini juga pengguna perangkat Android dan iPhone. Sempat heboh, Trump pernah mencuit di Twitter menggunakan iPhone. Namun Trump mengaku dirinya hanya akan menggunakan Samsung, kecuali Apple memberikan informasi kepada pemerintah dan FBI.

Kontradiksinya memboikot Apple tak berhenti di situ. Saat akhirnya FBI memutuskan membongkar backdoor iPhone tanpa bantuan perusahaan, Trump malah menyarankan agar Apple memindahkan proses produksi dari Tiongkok ke Amerika Serikat.

"Saya ingin melihat hari ketika Apple memproduksi perangkatnya di tanah kita (Amerika Serikat). Kami akan membawa pekerjaan itu kembali ke negara ini," ujarnya.

Sementara itu, para pemimpin perusahaan teknologi seperti CEO Apple Tim Cook saat kunjungannya ke India menyebut, pihaknya sangat percaya dengan adanya keragaman.

"Nilai perusahaan kami adalah keterbukaan untuk semua orang. Kami sangat percaya pada keragaman dan mempercayai bahwa produk terbaik dibuat oleh beragam individu," kata Cook.

Sedangkan CEO Facebook Mark Zuckerberg sempat mengundang para pemimpin terkemuka di AS, salah satunya penasihat Donald Trump, Barry Bennett, saat jejaring sosialnya dituduh menunjukkan bias politik liberal.

Zuckerberg berkata, dirinya ingin bicara langsung mengenai yang diperjuangkan Facebook dan bagaimana semua orang harus percaya bahwa media sosial berusia 12 tahun sangat terbuka. 

(Tin/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini