Sukses

Hati-hati, Isi Baterai Smartphone via Komputer Rentan Diretas

Sering mengisi baterai smartphone lewat komputer ternyata bisa berisiko kena retasan. Bagaimana hal itu bisa terjadi?

Liputan6.com, Moscow - Sebagian pengguna smartphone pasti pernah atau sering mengisi baterai perangkatnya bukan dengan charger, melainkan via komputer dengan kabel USB. Padahal, hal ini sama sekali tidak disarankan.

Selain proses pengisian baterai lebih lama dari biasanya, mengisi baterai smartphone lewat komputer rupanya juga berisiko bisa diretas.

Seperti disampaikan pengamat keamanan di Kaspersky Lab, pengisian baterai perangkat iOS atau Android lewat komputer secara tak langsung membawa data-data personal penggunanya lintas perangkat, entah dari komputer ke smartphone atau sebaliknya.

Data-data personal tersebut bisa berupa dokumen, foto, video, musik, seri ponsel, manufaktur, tipe perangkat, serial number, informasi firmware, informasi sistem operasi, sistem file dan bahkan ID chip elektronik.

Dikutip dari Mirror, Sabtu (28/5/2016), jumlah data yang "pindah" tergantung pada perangkat dan host yang digunakan. Namun, setiap smartphone biasanya mentransfer informasi dasar seperti nama perangkat, manufaktur, dan serial number.

Meski data-data tersebut bersifat tidak berbahaya, Kasperky memandang hal ini harus tetap diwaspadai. Pasalnya, para peretas bisa memanfaatkan data basic tersebut untuk meretas perangkat dan lanjut ke langkah berikutnya agar bisa mencuri data-data spesifik lainnya.

Dengan mengecek identifikasi data yang diterima dari perangkat yang terhubung, para peretas mampu menemukan jenis perangkat yang korban gunakan dan memanfaatkan informasi ini untuk "menyesuaikan" serangan mereka.

Alexey Komarov, pengamat keamanan dari KasperskyLab, mengatakan risiko keamanan tersebut masih terjadi di sebagian besar pengguna smartphone yang mengisi baterainya lewat komputer.

"Jika Anda pengguna smartphone yang sering melakukan hal tersebut, Anda bisa dilacak oleh peretas lewat ID perangkat Anda. Jenis serangan yang dilakukan bervariasi, mulai dari adware hingga ransomware," tutur Komarov.

Meski begitu, Komarov mengimbau pengguna tak perlu khawatir. "Anda tidak perlu memiliki kemampuan khusus untuk mengatasi masalah ini, ada sejumlah cara sederhana agar Anda dapat terhindar dari cara peretasan tersebut. Semuanya bisa ditemukan di internet," ujar Komarov.

(Jek/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.