Sukses

Hacker Pembobol Bank Bangladesh Susupi Sejumlah Bank di Asia

Hacker yang mencuri US$81 juta dari Bank Sentral Bangladesh, dilaporkan juga melakukan serangan ke berbagai bank di wilayah Asia.

Liputan6.com, Jakarta - Hacker (peretas) yang mencuri US$81 juta dari Bank Sentral Bangladesh, dilaporkan juga melakukan serangan ke berbagai bank di wilayah Asia dan salah satunya adalah Filipina. Laporan tersebut diungkapkan oleh perusahaan keamanan Symantec Corp (Symantec) dalam blog-nya.

Menurut Symantec, hacker ini juga disebut berada di balik serangan terhadap Sony Pictures pada 2014. Sebelumnya, Federal Bureau of Investigation (FBI) menuding Korea Utara merupakan pihak yang ada di balik serangan studio film Sony tersebut.

Lebih lanjut, Symantec dalam blog-nya tidak mengungkapkan nama bank di Filipina yang menjadi korban peretas tersebut atau apakah ada uang yang dicuri. Namun, serangan tersebut dijelaskan terjadi pada Oktober tahun lalu. Perusahaan juga tak mengungkapkan nama peretas yang dimaksud.

Deputi Gubernur Bank Sentral Filipina, Nestor Espenilla, mengatakan tidak ada bank di negara tersebut yang kehilangan uang karena hacker. Namun ia tidak menutup kemungkinan adanya serangan hacker.

"Kami memeriksa apakah ada serangan serupa (dengan Bank Sentral Bangladesh). Sejauh ini, tidak ada laporan kehilangan. Di serang dan kehilangan uang adalah dua hal berbeda," ungkap Espenilla, seperti dikutip dari Reuters, Senin (30/2016).

Adapun dalam laporan terpisah, Vice President Madiant, Marshall Heilman, mengatakan bahwa hacker Bank Sentral Bangladesh baru saja membobol sejumlah bank di Asia Tenggara. Madiant adalah perusahaan keamanan siber yang menginvestigasi serangan pada Bank Sentral Bangladesh.

Heilman mengatakan, ia tidak tahu apakah ada uang yang dicuri atau apakah hacker tersebut telah berhasil diblokir.

"Ada sebuah kelompok yang beroperasi di Asia Tenggara, yang sangat memahami industri perbankan dan berada di lebih dari satu lokasi," ungkapnya.

Sayangnya, Heilman menolak mengungkapkan negara yang telah menjadi korban serangan. Bank Sentral di Asia Tenggara, Singapura, Indonesia, Brunei Darussalam, Myanmar, Laos, Kamboja, Vietnam, Thailand dan Timor-Leste, menolak berkomentar atau menanggapi laporan adanya serangan tersebut.

(Din/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.