Sukses

Twitter Rilis Fitur Baru untuk Redam Penghinaan

Pengguna Twitter dapat mengaktifkan fitur mute untuk kata kunci atau frasa tertentu pada menu notifikasi.

Liputan6.com, Jakarta Twitter memperluas fungsi fitur mute (membisukan). Bila sebelumnya fitur mute hanya untuk meredam tweet yang tidak diinginkan dari sebuah akun tanpa perlu unfollow, kini pengguna bisa melakukan mute terhadap kata yang tidak diinginkan.

Dikutip dari keterangan resminya, Kamis (17/11/2016), pengguna kini dapat mengaktifkan fitur mute untuk kata kunci atau frasa tertentu, bahkan kalimat di menu notifikasi. Fitur ini hadir untuk memenuhi permintaan pengguna yang menginginkan fitur semacam itu.

Untuk menggunakan fitur mute, pilih Notifications > Settings. Kemudian klik Muted words untuk memasukkan kata atau kalimat yang ingin di-mute. Kehadiran fitur ini merupakan salah satu upaya Twitter untuk memerangi berbagai aksi yang dianggap menghina.


Pengguna Twitter mulai hari ini dapat mengaktifkan fitur mute untuk kata kunci atau frasa tertentu, bahkan kalimat di menu notifikasi (Foto: Ist)

"Mengingat Twitter berada di ranah publik dan terjadi secara real-time, ada beberapa tantangan yang kami alami dalam memerangi aksi penghinaan. Kami melakukan refleksi terhadap hal-hal yang telah kami upayakan selama ini, mencoba beberapa metode baru, mencari dan fokus terhadap kebutuhan yang bersifat kritis, serta melakukan perbaikan secara bertahap. Ada tiga area yang kami fokuskan yaitu pengontrolan, pelaporan dan penegakan," tulis Twitter.


Pengguna Twitter mulai hari ini dapat mengaktifkan fitur mute untuk kata kunci atau frasa tertentu, bahkan kalimat di menu notifikasi (Foto: Ist)
Fitur mute adalah bagian dari pengontrolan. Sementara untuk pelaporan, kebijakan perilaku kebencian Twitter melarang berbagai aksi penuh kebencian yang mengecam orang lain berdasarkan ras, etnis, kebangsaan, orientasi seksual, gender, identitas, agama, usia, keterbatasan fisik, hingga berbagai penyakit tertentu.

Twitter pun memberikan cara lebih praktis untuk melaporkan ketidaknyamanan yang menyasar diri pengguna, orang lain, atau siapa saja yang mereka temukan di Twitter melalui opsi Report an issue.

Adapun dari sisi penegakan, Twitter juga melatih kembali berbagai tim terkait untuk makin mengerti kebijakan Twitter, termasuk mengadakan sesi khusus dengan pendekatan konteks budaya dan sejarah terhadap aksi penghinaan, serta menerapkan beberapa program penyegaran berkelanjutan.

Selain itu, Twitter juga telah memperbarui perangkat internal dan sistem agar dapat mengelola laporan lebih efektif. Tujuannya agar dapat menjalankan proses secara lebih cepat dan transparan.

(Din/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini