Sukses

Banyak Berita Palsu, Facebook Terancam Merugi?

Facebook diprediksi akan mengalami penurunan pendapatan pada kuartal selanjutnya akibat sentimen negatif dari keberadaan berita palsu

Liputan6.com, California - Citra Facebook saat ini, setidaknya di Amerika Serikat, tengah memburuk. Salah satu alasannya adalah jejaring sosial itu disebut-sebut turut berperan dalam kemenangan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

Alasannya, Facebook dianggap tak menyajikan berita berimbang. Algoritma di News Feed Facebook dianggap hanya menampilkan berita yang dirasa sesuai dengan keinginan pengguna, tanpa bisa membedakan kebenarannya.

Karena itu, Facebook telah mengembangkan beberapa cara untuk bisa mengatasi keberadaan berita palsu. Mulai dari deteksi otomatis yang lebih baik, pelaporan langsung dari pengguna Facebook, termasuk mengubah sistem iklan agar situs berita palsu tak lagi mendapat dukungan dari iklan Facebook.

Ketiga upaya ini memang ditanggapi positif oleh publik, tapi tidak demikian dengan pendapatan Facebook. Sebagian analis memprediksi keputusan Facebook membatasi iklan pada situs berita palsu, dapat mengurangi pendapatan perusahaan dari pengiklan.

Menurut analis dari Pivotal Research Group, Brian Wieser sejumlah laporan mengenai kekhawatiran hal tersebut sudah terlihat. Ia mengatakan perbedaan pengukuran yang dulu berdasarkan Atlas, server bisnis iklan Facebook, yang kini lebih fokus pada berita palsu, hampir dapat dipastikan akan berpengaruh.

"Meskipun untuk jangka panjang pertumbuhan dan posisi pasar Facebook tak berpengaruh, setidaknya keputusan ini akan berdampak pada pendapatan Facebook kuartal ini atau bahkan tahun depan," tutur Wieser seperti dikutip dari Forbes, Selasa (22/11/2016).

Keadaan ini tak terlepas dari kekhawatiran sejumlah pengiklan yang merasa Facebook merupakan platform terbilang aman. Kendati persentasenya kecil, adanya pandangan negatif yang muncul secara kolektif akan berdampak pada pertumbuhan pendapatan.

Selain itu, ia juga memprediksi saham Facebook akan turun pada 2017 menjadi US$ 175 atau sekitar Rp 2,3 juta per lembarnya. Namun untuk saat ini, dampak langsung dari kabar kehadiran berita palsu masih belum terlihat atau relatif kecil.

(Dam/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini