Sukses

Seruan Bunuh Donald Trump Menggaung di Twitter

Netizen menyerukan cuitan yang ingin membunuh Donald Trump di Twitter. Apa langkah pemerintah AS?

Liputan6.com, California - Sejak 15 hari setelah resmi dilantik menjad Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump langsung menggempur beberapa kebijakan yang telah ia umbar selama masa kampanye.

Salah satunya adalah melarang warga imigrasi dari tujuh negara mayoritas Muslim untuk datang ke AS. Langkah Trump ternyata mengundang kontroversi besar dari sejumlah pihak.

Kebencian netizen terhadap Trump juga bergerilya di linimasa dunia maya, termasuk Twitter. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang menginginkan orang nomor satu di Negeri Paman Sam tersebut untuk mati.

Kebanyakan cuitan berisikan seruan untuk membunuh Trump, meski cuitan bernada sarkastik, jumlahnya sudah mencapai belasan ribu posting-an.

Sebagaimana dilansir Daily Mail, Sabtu (4/2/2017), lembaga analisis Dataminr Inc mampu mengumpulkan data statisik yang menunjukkan 12 ribu kicauan di Twitter soal seruan untuk membunuh Trump. Jumlah kicauan ini diperoleh sejak Trump dilantik pada 20 Januari 2017.

“Aku benar-benar lelah dengan polah Trump, padahal ia baru saja dilantik jadi presiden. Mungkin ada yang bisa membunuhnya sekarang, please?” kicau akun @deathsmells.

“Ini harus ada yang membentuk grup khusus dan membunuhnya, serius,” kicau pengguna lain, @Lesliee24.

Sontak, ribuan cuitan yang menyerukan untuk ‘membunuh’ Trump jadi sorotan pihak Secret Service, yaitu petugas keamanan Presiden AS. Kabarnya, beberapa netizen yang mencuit seruan tersebut sudah ditangkap di kediamannya oleh Secret Service.

Salah satunya adalah seorang netizen wanita yang tinggal di wilayah Kentucky. Ia ditangkap karena telah menyebarkan cuitan yang dianggap menebar kebencian.

“Jika seseorang dulu dianggap kejam karena membunuh MLK (Martin Luther King), mungkin ada yang berbaik hati mau membunuh Trump?,” begitu bunyi cuitannya.



Selain wanita tersebut, ada juga seorang pria asal Ohio, AS bernama Zachary Benton yang ditangkap karena selain mencuit seruan untuk membunuh Trump, ia juga mencuit ancaman yang cukup meresahkan bagi Presiden AS.

(Jek/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.