Sukses

Indosat Menyerah, Tri Bersiap Masuk ke Bisnis Digital

Berbeda dengan Indosat Ooredoo yang baru saja menutup bisnis digital, Tri Indonesia justru baru akan memulainya.

Liputan6.com, Jakarta - Bisnis layanan digital tampaknya belum terlalu menjanjikan bagi industri telekomunikasi. Belum lama ini, Indosat Ooredoo resmi menutup bisnis digitalnya, yakni situs e-Commerce Cipika dan layanan e-Money DompetKu.

CEO sekaligus Presiden Direktur Indosat Ooredoo Alexander Rusli beberapa waktu lalu mengungkap bahwa pihaknya harus menghentikan kedua layanan tersebut dan memilih untuk kembali fokus ke bisnis utamanya, yakni telekomunikasi.

"Setiap investasi yang kami keluarkan, itu akan merusak EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, dan Amortization). Kami sudah investasi empat tahun, tapi penggunaannya baru naik kalo ada promosi, sama seperti e-Commerce," ungkap Alex, sapaan akrabnya.

Di lain pihak, PT Hutchison 3 Indonesia (Tri Indonesia) justru bersiap untuk memasuki bisnis digital. Tri bahkan berkomitmen untuk membesarkan bisnis digital lewat peluncuran aplikasi Bima+.

Menurut Wakil Direktur Utama Tri Indonesia, M Danny Buldansyah, pihaknya meyakini bisnis digital adalah masa depan. Terlebih, 80 persen pelanggan Tri adalah generasi milenial yang akrab dengan layanan digital.

"Kami dipercaya oleh investor (Hutchison) untuk menjalankan bisnis digital. Mereka lihat bagaimana Alibaba dan Tencent besar di Tiongkok. Investor kami yakin bisnis digital akan menopang pertumbuhan grup perusahaan," ujarnya, kala ditemui saat berbuka puasa dengan awak media di Jakarta, Selasa (13/6/2017) kemarin.

Danny mengungkap pihaknya selalu fokus terhadap target pasar Tri, yakni kaum milenial. Pihaknya juga memanfaatkan kekuatan grup usaha dan riset. "Kami mulai dulu dengan pelanggan sendiri supaya bisa menekan cost marketing. Induk usaha kami, Hutchison, punya venture capital Horizon. Mereka bukan sembarangan lho. Horizon itu investor pertama Facebook dan Siri," ungkap Danny.

Sementara, Chief Commercial Officer Tri Indonesia, Dolly Susanto menambahkan bahwa Bima+ akan diposisikan sebagai aplikasi creative hub yang memiliki konten musik, film, games, hingga e-Commerce.

"Bima+ baru diluncurkan dua minggu lalu, dan kini sudah ada 250 ribu unduhan, 75 persen itu pengguna aktif. Aplikasi ini bisa diakses semua pengguna operator," tuturnya.

(Cas/Why)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.