Sukses

Curangi Hasil Benchmark, Ini Tanggapan Bos OnePlus

OnePlus melakukan cara curang untuk meningkatkan hasil pengukuran benchmark.

Liputan6.com, Jakarta - Belum lama rilis, OnePlus 5 ternyata sudah menuai kritik yang dilayangkan oleh XDA Developers. Menurut XDA, OnePlus 5 melakukan cara curang untuk meningkatkan hasil pengukuran benchmark.

Berdasarkan laporan mereka, cara yang digunakan OnePlus untuk meningkatkan hasil ukur OnePlus 5 adalah dengan menjaga empat inti dari Snapdragon 835 berada di posisi paling maksimum, yakni 1.9GHz. Hal ini dianggap bermasalah karena smartphone tak mungkin mempertahankan kemampuan yang sama untuk penggunaan harian.

Akibatnya, hasil pengukuran OnePlus 5 mencatat hasil tinggi. Namun hasil itu terkadang tak sesuai dengan pengalaman sehari-hari. Karena itu, tingginya angka pengukuran tak mencerminkan performa sebenarnya smartphone anyar tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Co-Founder OnePlus Carl Pei, pun angkat bicara. Menurutnya, mekanisme ini dilakukan untuk memberi gambaran potensi penuh dari OnePlus 5 bagi khalayak umum.

"Saya percaya pengguna ingin melihat potensi penuh dari perangkat mereka tanpa gangguan. Untuk itu, kami melakukan mekanisme tersebut," ujarnya melalui forum Reddit beberapa waktu lalu, seperti dikutip dari Phone Arena, Kamis (22/6/2017).

Sebagai informasi, OnePlus 5 merupakan produk terbaru yang diliris oleh OnePlus. Penerus OnePlus 3T ini memang hadir dengan spesifikasi mumpuni, seperti dukung Snapdragon 835 dan dua opsi RAM, yakni 6GB dan 8GB.

Urusan fotografi, OnePlus 5 dibekali dua kamera utama yang masing-masing beresolusi 16MP dan 20MP. Fungsi masing-masing lensa serupa dengan iPhone 7 Plus, yakni digunakan sebagai lensa 'telephoto' dan 'wide-angle'.

Memiliki baterai berkapasitas 3.300mAh, OnePlus 5 sudah menjalankan Android 7.1.1 Nougat yang dibalut Oxygen OS. Peningkatan juga dilakukan dari sisi konektivitas yang memungkinkan smartphone ini mendukung jaringan 4G LTE dari beragam operator.

Smartphone akan mulai dipasarkan pada 27 Juni untuk pasar Amerika Utara dan Eropa, menyusul kemudian pasar Asia, seperti Tiongkok, India, dan Hong Kong. Perihal harga, smartphone ini dibanderol US$ 480 atau sekitar Rp 6,2 juta (RAM 6GB/ROM 64GB) dan US$ 540 atau sekitar Rp 7 juta (RAM 8GB/ROM 128GB).

(Dam/Isk)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.