Sukses

NASA Abadikan ‘Kehancuran’ Gunung Es Terbesar di Dunia

Dari waktu ke waktu, retakan di gunung es Antartika kian membesar. NASA pun mengabadikannya dalam momen dramatis.

Liputan6.com, Antartika - NASA kembali mengabadikan wajah Bumi dari luar angkasa. Kali ini, wilayah Antartika jadi bidikan utama.

Dengan satelit Landsat 8, Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut berhasil mengabadikan pemandangan gunung es raksasa Antartika dalam modus Thermal Infrared Sensor (TIRS).

Pemandangan gunung es tersebut justru menuai kekhawatiran. Sebab, gunung es terbesar itu memiliki bongkahan raksasa berukuran 6.000 kilometer persegi. Jika dihitung-hitung, lebih besar dari luas pulau Bali.

Menurut yang dilansir CNET pada Rabu (26/7/2017), Landsat 8 mengamati pemandangan tersebut pada 12 Juli 2017. Jika dilihat lebih detail, gunung es terbelah menjadi dua dari wilayah yang dijuluki lapisan es “Larsen C”.

Walau demikian, para ilmuwan sudah memprediksi bahwa fenomena ini pasti akan terjadi. Mereka sebetulnya sudah memantau retakan besar di wilayah Larsen C selama lebih dari satu dekade.

Retakan kian membesar sejak 2014. Akibatnya, pecahan bongkahan es tersebut terus membesar. Diketahui, bongkahan es ini memiliki ketebalan lebih dari 200 meter. Bahayanya, arus air dan angin bisa mendorong lewat celah bongkahan dan berpotensi membahayakan kapal kargo.

Adapun kandungan air yang ada di antara retakan tersebut memiliki suhu lebih hangat dibanding es dan udara di Antarika. Walau hangat, suhu air tersebut masih berkisar di bawah nol derajat Celcius.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pecahan Es Sempat Ditemukan Pada 1956

Pada 1956 silam, Angkatan Laut (AL) AS melaporkan telah menemukan gunung es dengan luas 32.000 km persegi—lebih besar dari luas negara Belgia. Anehnya, tidak ada pihak yang menindaklanjuti laporan serta mengamati laporan dari AL AS.

Sementara, pada 1986, bongkahan es seluas 9.000 km persegi pun pecah dari wilayah Larsen C. Banyak bongkahan dari wilayah tersebut yang dapat mencapai hingga Atlantik Selatan.

Larsen C adalah wilayah gunung es berukuran besar dan mengambang yang terbentuk dari gletser yang mengalir dari bagian timur semenanjung Antartika menuju samudera.

Ketika memasuki air, es apung terangkat dan membentuk formasi seperti gunung. Menurut para ilmuwan, saat ini Larsen C berada dalam luas terkecilnya sejak akhir Zaman Es yang terjadi sekitar 11.700 tahun lalu.

Dua lapisan es terdekat, Larsen A dan Larsen B telah lenyap saat pergantian abad. Temperatur Bumi yang kian memanas juga berperan dalam lenyapnya hal tersebut.

Dengan lepasnya bongkahan es terbaru, Larsen C kini telah kehilangan 12 persen wilayahnya.

(Jek/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.