Sukses

Dianggap Gagal, Yahoo Tutup 7 Produk Termasuk BlackBerry App

Setelah merombak situs, kini Yahoo akan menutup tujuh (7) produk layanannya yang dianggap gagal. Salah satu yang jadi korban adalah Blackberry App.

CEO Yahoo Marissa Mayer mungkin sudah punya rencana untuk membangkitkan Yahoo kembali seperti dulu. Setelah merombak situs, kini Yahoo akan menutup tujuh (7) produk layanannya yang dianggap gagal.

Dari 7 produk yang akan dimatikan, salah satu layanan yang ikut jadi korban adalah aplikasi mobile untuk smartphone Blackberry. Aplikasi itu tidak akan lagi bisa di-download, dan tidak akan mendapatkan support lagi dari Yahoo per tanggal 1 April 2013.

Penutupan produk tersebut diumumkan Yahoo melalui blog resmi perusahaan. Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari evaluasi dan untuk mereview produk-produk Yahoo.

Mayer tampaknya meniru strategi yang dilakukan Google, yang juga sering menutup beberapa layanan dan produk yang mereka anggap tidak efektif dan membebani perusahaan.

Pada konferensi investor beberapa bulan, Mayer memang pernah mengisyaratkan bahwa Yahoo akan menutup beberapa produknya dari semula 60 hingga 75 aplikasi mobile menjadi 12 sampai 15 aplikasi saja agar lebih mudah dikelola.

Per 1 April mendatang, Yahoo juga akan menutup Yahoo Avatar - layanan karakter kartun digital yang biasa dipakai untuk menggambarkan karakter pengguna layanan Web seperti di Yahoo Messenger dan Facebook. Konsumen yang ingin terus menggunakan avatar mereka pada layanan online Yahoo harus men-download avatar tersebut dan kemudian meng-uploadnya ke profil pribadi Yahoo mereka.

Produk Yahoo lainnya yang akan ditutup adalah Yahoo App Search, Yahoo Sports IQ, Yahoo Clues, website Yahoo Message Boards dan Yahoo Updates API. Semua produk layanan itu akan ditutup mulai 1 April, kecuali untuk Yahoo Updates API masih bisa diakses sampai 16 April.

Meski Yahoo Message Boards akan ditutup, pengguna disinyalir masih dapat mengakses message boards pribadi seperti Yahoo Sports dan Yahoo Finance.

"Pada akhirnya, kami membuat perubahan ini untuk mempertajam fokus kami," tulis Jay Rossiter, Yahoo's executive vice president for platforms dalam blog perusahaan yang dikutip Sabtu (2/3/2013).

Sejak Mayer menjabat sebagai CEO Yahoo pada Juli 2012 lalu, Yahoo memang banyak berbenah diri. Perubahan yang paling dramatis adalah saat Mayer mengumumkan bahwa karyawan Yahoo tidak lagi diizinkan/diperbolehkan bekerja dari rumah. Keputusan itu memicu perdebatan terutama bagi mereka yang selama ini bekerja secara remote. (DEW)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.