Sukses

Microsoft Dikabarkan Ingin Beli Divisi Perangkat Milik Nokia

Tak disebut secara detail mengenai harga yang diinginkan Nokia untuk bisnis handset mereka.

Beberapa waktu lalu Huawei dikabarkan tertarik untuk mengakuisisi Nokia. Kabar ini pertama kali diungkap oleh Kepala Bisnis Konsumen Huawei Richard Yu, meski kemudian dibantah oleh Vice President of External Affairs Huawei, Bill Plummer. Meski begitu, kabar pembelian Nokia tak berhenti sampai di situ.

Tak hanya Huawei, kali ini Microsoft yang dikabarkan tertarik untuk membeli Nokia. Meski tidak membeli bisnis Nokia secara keseluruhan, ketertarikan Microsoft tertuju kepada divisi perangkat milik perusahaan asal Finlandia tersebut.

Kabar ini pertama kali diberitakan oleh Wall Street Journal, yang Liputan6.com kutip Kamis (20/6/2013). Sumber di Microsoft menyebut sudah ada pembicaraan serius antara Microsoft dengan Nokia. Tapi pembicaraan itu terkendala mengenai harga dan kekhawatiran mengenai posisi Nokia yang saat ini dianggap terpuruk di pasar.

Juru bicara Nokia pun membantah kabar adanya pembicaraan tentang akuisisi. "Kami memiliki kerjasama mendalam dengan Microsoft, dan tak aneh jika Nokia dan Microsoft mengadakan pertemuan," kata juru bicara Nokia kepada WSJ.

Hingga saat ini Microsoft enggan memberikan komentar.

Tak disebut secara detail mengenai harga yang diinginkan Nokia untuk bisnis handset mereka. Tapi valuasi Nokia di pasar saham saat ini sekitar US$ 14 miliar. Pendapatan Nokia dari ponsel di tahun lalu pun mencapai setidaknya US$ 40,15 miliar.

Menurut WSJ, dilema Nokia mencapai puncak dramatisasinya dua tahun lalu. Ketika itu CEO Nokia yang juga mantan petinggi Microsoft, Stephen Elop, membuat analogi yang menyebut kondisi Nokia sama seperti pekerja di kilang minyak tengah laut yang sedang terbakar. Pilihan saat itu adalah 'ikut terbakar' atau 'lompat menyelamatkan diri'.

Ketika itu Nokia memilih 'lompat untuk menyelamatkan diri' dan menjalin kerjasama dengan Microsoft. Aliansi Nokia dengan perusahaan yang didirikan Bill Gates itu kemudian menyebabkan Nokia menjadi vendor andalan untuk merilis perangkat berbasis Windows Phone.

Saat itu Nokia setuju untuk mengembangkan Windows Phone. Sedangkan Microsoft rela menghabiskan miliaran dollar untuk membantu Nokia dalam pemasaran dan pengembangan teknis.

Nokia dan Microsoft memang belum mendapatkan pasar yang signifikan saat ini. Penjualan lini produk Lumia yang berbasis Windows Phone 8 juga masih kalah dibanding Android dan iOS.

Sedangkan Microsoft? Perusahaan yang berbasis di Redmond, Washington itu saat ini memang mulai berupaya mengalihkan fokusnya dari pembuat software menjadi pembuat perangkat atau hardware. Microsoft telah merilis tablet Surface, yang juga dibuat untuk mengoptimalisasi Windows 8.

Sepertinya bukan hal yang mustahil jika Microsoft ingin terus mengembangkan perangkat. Membeli Nokia tentu salah satu opsi yang masuk akal. Ini tentu saja mengingat kerjasama mendalam yang telah dilakukan dua perusahaan itu sebelumnya. (gal/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.