Sukses

Cikal-bakal BlackBerry, Memulai dari Pager dan Perangkat Wireless

Research in Motion mengawali debutnya dengan merilis perangkat wireless bernama Budgie. Teknologi wireless terus dikembangkan menjadi pager.

Di Indonesia nama BlackBerry tentu terdengar sangat familiar. Dengan nama yang menghadirkan kesan segar seperti buah, BlackBerry sukses menghadirkan tren perangkat komunikasi. Identik dengan tombol keyboard fisik qwerty dan identik sebagai perangkat penunjang kerja para eksekutif muda, BlackBerry berhasil mendapatkan predikat 'produk sejuta umat' di Indonesia, menggantikan Nokia.

Dalam seketika, BlackBerry menjadi perangkat yang sepertinya dimiliki tiap masyarakat kota besar di Indonesia. Setidaknya ada tiga nomor yang sering ditanya dan identik dengan identitas seseorang: Nomor KTP, nomor telepon, dan nomor PIN BlackBerry.

Sekarang nama BlackBerry memang meredup. Popularitasnya mulai kalah dari iPhone yang diproduksi Apple atau smartphone dengan sistem operasi Android yang dikembangkan Google. Tapi bagaimanapun juga BlackBerry memiliki perjalanan panjang, seperti halnya pepatah lama tentang kota Roma: tak dibangun dalam semalam. Tentu saja perjalanan yang menarik untuk ditelusuri.

Berikut merupakan perjalanan BlackBerry: Dengan segala pasang-surutnya, dengan beraneka kisah yang menjadi tonggak bersejarah perjalanan perusahaan teknologi asal Kanada yang sempat menghentak dunia.

Berawal dari Budgie

Sebenarnya BlackBerry merupakan nama salah satu produk yang dikeluarkan perusahaan asal Kanada tersebut. Sebelumnya, perusahaan itu bernama Research in Motion (RIM) dan didirikan oleh Mihal "Mike" Lazaridis pada 7 Maret 1984.


Dilansir dari laman Engadget, Lazaridis membentuk RIM dengan dibantu oleh Douglas Fregin. Tujuannya adalah untuk menjual Budgie, perangkat dengan sistem yang mampu menampilkan informasi ke layar TV secara nirkabel atau wireless. Budgie cukup sukses untuk menjadi pijakan RIM dalam mengembangkan bisnisnya.

Hingga kemudian RIM mendapatkan momentum setelah mengembangkan RIMGate pada 1993, jaringan data wireless yang mengandalkan software Mobitex. RIMGate kelak berkembang menjadi BlackBerry Enterprise Server dan menjadi terminal bagi banyak perangkat BlackBerry, termasuk generasi awal.

RIM semakin mumpuni dalam mengembangkan Mobitex, yang menjadi tonggak peralihan ke bisnis hardware atau produksi perangkat. Di 1995, RIM memperkenalkan modem PCMCIA. Setahun kemudian, giliran pager RIM 900 Inter@ctive Pager yang diperkenalkan.

Dengan menghadirkan pager yang bisa komunikasi dua arah, yaitu menerima dan mengirim pesan, RIM mulai era baru komunikasi berbasis wireless. Puncak perkembangan perangkat berbasis wireless itu adalah RIM 950, pager yang hadir dengan ukuran lebih mobile.

Banyak yang menyebut RIM 950 merupakan cikal bakal kehadiran BlackBerry. Ini terlihat dari desain RIM 950 yang bentuknya disebut terinspirasi buah blackberry.

Duet Maut Lazaridis - Balsillie

Mike Lazaridis memang figur teknis dalam berkembangnya teknologi RIM. Tapi dari segi bisnis, ada nama penting yang menjadi 'otak' di balik kesuksesan RIM, yaitu James "Jim" Balsillie.


Jim Balsillie bergabung di RIM pada 1992. Tak banyak informasi yang diketahui mengenai kehidupan Balsillie sebelum RIM. Tapi dilansir dari laman The Globe and Mail, pengusaha dengan gelar Master Bisnis dari Harvard Business School ini begitu yakin dengan RIM dan Lazaridis sejak awal bergabung.

Tak heran jika kemudian Balsillie rela menggadaikan rumahnya, juga investasi dana sebesar US$ 250.000 untuk RIM. Keyakinan ini memang membuahkan hasil belasan tahun kemudian. RIM pun mulai bertransformasi. Dari perusahaan rumahan berbasis di Waterloo dengan 14 karyawan, RIM mulai menjadi perusahaan besar yang memproduksi perangkat wireless, bahkan menjadi salah satu pionir kehadiran smartphone.

Mengutip Forbes, menurut sejarawan Kanada Alastair Sweeny dalam buku berjudul BlackBerry Planet: The Story of Research in Motion and the Little Device that Took the World by Storm, Lazaridis dan Balsillie memang jadi duet maut yang menghasilkan perpaduan unik.

Lazaridis menjadi figur yang fokus dengan pengembangan teknis dan teknologi. Sedangkan Balsillie lebih berperan dalam meningkatkan penjualan dan strategi pemasaran.

Duet ini kemudian diperkuat dengan jabatan Co-CEO yang dipegang Lazaridis dan Balsillie. Posisi yang dipegang keduanya hingga lebih dari 20 tahun hingga 2012, saat dominasi RIM mulai melemah. (gal)

Ikuti terus kisah bagian keduanya besok: "RIM Meroket, Invasi BlackBerry Dimulai"

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.