Sukses

Solite Studio, Mendunia Berkat Game `Save The Hamster`

Berawal dari hobi membuat aplikasi, empat anak muda ini akhirnya sukses mengibarkan bendera Indonesia di Rusia.

Liputan6.com, Jakarta - Berawal dari hobi membuat aplikasi, empat anak muda yang baru saja lulus sidang kuliah S1 ini akhirnya sukses mengharumkan nama Indonesia. Bendera Indonesia berkibar di Rusia setelah para juara Imagine Cup 2013 diumumkan. 

Dari ajang inilah startup asal Madura ini terbentuk. Startup tersebut dinamakan Solite Studio. Timnya terdiri dari empat orang, yaitu Asadullohil Ghalib Kubat (co-founder), Miftah Alfiansyah (programmer), Tony Wijaya (game designer) dan Mukhammad Bagus Muslim (game artist).

Tim Tekno Liputan6.com sempat mewawancarai mereka di kantor Microsoft sepulangnya ke Tanah Air. Ghalib selaku tim leader menuturkan bagaimana kisah perjalanan mereka hingga bisa sukses menjadi juara.

Ketertarikan pada game membuat Ghalib tergerak untuk mengikuti workshop di 5 kota besar: Jogja, Surabaya, Malang, Bandung dan Jakarta. Ia bahkan rela bolos kuliah demi mengikuti workshop itu. Tak hanya workshop, pemuda berusia 22 tahun ini juga ikut magang.

"Saya magang 1 bulan di Agate Studio, masuk kuliah pas UTS saja. Awalnya sempat kaget karena langsung diterjunkan ke dalam proyek pembuatan salah satu game, buat game aja gak pernah," kenangnya sambil tertawa.

Namun ia sadar, berhentilah bermimpi dan mulailah melangkah. Tak ada cara lain, yang bisa dilakukan hanya dengan belajar. "Kita gak akan tahu apa yang akan terjadi nanti," ujarnya semangat.

Bentuk Tim

Sepulangnya dari Bandung, Ghalib dengan semangat memanggil beberapa kawan kuliahnya di Madura dan membentuk tim. Kebetulan, Microsoft juga sedang menggelar acara kontes Imagine Cup 2013 untuk mencari pemenang skala nasional yang nantinya akan diberangkatkan ke Rusia mewakili Indonesia.

Bersama Alfi, Bagus dan Tony, Ghalib mulai merancang ide pembuatan game yang akan dilombakan. Mereka memutuskan membuat game berjudul "Save The Hamster".



Save The Hamster adalah game untuk platform Windows Phone dan Windows 8 yang menceritakan tentang empat ekor hamster yang tersesat. Tugas pemain adalah membantu mereka untuk pulang ke rumahnya. Mereka memasukkan unsur edukasi matematika pada game ini agar citra game tidak selalu dianggap negatif.

Setelah selesai, game itu diuji coba ke teman-teman mereka agar tahu kekurangannya. Tak disangka respons teman-temannya positif. Berkat game inilah, tim Solite Studio dinyatakan sebagai pemenang utama di Imagine Cup 2013 final Indonesia, mengalahkan delapan (8) finalis lainnya yang tak kalah hebat.

Selama kurang lebih 1,5 bulan mereka kemudian ditatar oleh Microsoft Indonesia untuk mempersiapkan diri menghadapi final Imagine Cup 2013 di Rusia. Mereka ditatar dari sisi soft skill termasuk bagaimana melakukan presentasi dan juga public speaking.

Juara 2 Dunia

Kerja keras mereka akhirnya membuahkan hasil. Di ajang kompetisi Microsoft Imagine Cup 2013 final tingkat dunia di Rusia, wakil Indonesia dinobatkan sebagai juara kedua mengalahkan pesaing lainnya dari berbagai negara. Dan ini adalah pertama kalinya kota kecil seperti Madura jadi pemenang di Imagine Cup skala Indonesia. Selama ini pemenang didominasi dari Bandung dan Jakarta.

Perasaan bangga tentu menyelimuti para jagoan IT muda asal Madura tersebut. Apalagi mereka menerima trophy di acara penghargaan Imagine Cup 2013 Worldwide Final di hadapan lebih dari 800 pelajar, juri, mitra-mitra, pejabat dari Rusia serta jurnalis dari media-media di seluruh dunia.

"Semua kerja keras kami terbayarkan saat kami bisa membawa bendera merah putih Indonesia di panggung Imagine Cup 2013 skala dunia. Rasanya luar biasa bisa ikut membuat sesuatu yang nantinya dirasakan oleh seluruh dunia," kata Ghalib mewakili teman-temannya.

Jangan takut sama kampus gede

Kemenangan tim Solite Studio menambahkan keyakinan bahwa semua orang bisa menang jika berusaha. Apalagi mereka hanya berasal dari sebuah kota kecil di Indonesia, kampusnya pun tidak setenar kampus yang ada di Jakarta. Bahkan menurut Ghalib, ia harus mengulang nama kampusnya saat orang bertanya asal kampus mereka.

"Yang penting mempersiapkan diri dengan baik. Gak usah khawatir dengan kampus gede, karena jika kualitas game yang dibuat bagus pasti bisa," pesannya.

Ghalib melihat peluang industri game di Indonesia sudah cukup menjanjikan karena komunitasnya sudah banyak dan banyak juga startup yang sudah stabil. Ditambah lagi industri digitalnya sudah tumbuh. Adanya toko-toko aplikasi justru mempermudah developer memasarkan aplikasi mereka.

Untuk mahasiswa lain yang ingin membuat game, Ghalib berpesan agar membuat game yang targetnya global. "Di Indonesia, kendalanya belum banyak yang bisa membeli aplikasi dengan kartu kredit sehingga kurang laku, makanya kalau bikin game targetnya global," ujarnya.

Dari hadiah uang yang mereka dapatkan di Rusia, mereka berencana mengontrak sebuah rumah untuk mengembangkan startup mereka. "Dengan bikin lapangan kerja, anak-anak di daerah gak perlu ke jakarta," imbuhnya.

Saat ini level game di Save the Hamster baru 30 level, nantinya akan ada 300 level dan ada item yang dijual agar mereka bisa mendapatkan uang. Sukses terus Solite Studio!

(dew)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.