Sukses

Istilah Bluetooth Diambil Dari Nama Belakang Raja

Nama Bluetooth tidak ada kaitannya sama sekali dengan istilah teknologi, tapi diambil dari nama belakang seorang raja Denmark.

Setelah infrared, kemudian hadir teknologi nirkabel Bluetooth. Interkoneksi ini muncul seiring dengan kebutuhan transfer data antar perangkat yang semakin besar. Dengan Bluetooth, proses perpindahan data antar perangkat tak lagi harus berhadapan satu sama lain.

Bukan itu saja, dengan Bluetooth, jarak koneksi juga tak lagi terbatas karena cakupannya mencapai sepuluh meter. Teknologi ini bekerja dengan cara mengirimkan data melalui sinyal radio pada frekuensi 2,4 Gigahertz.



Bluetooth sendiri sudah dikembangkan Ericsson pada tahun 1994 di kota Lund, Swedia. Saat ini, teknologi Bluetooth dikelola oleh sebuah konsorsium yaitu Bluetooth Special Interest Group (SIG) yang berdiri sejak 20 Mei 1998.  

Lembaga internasional ini memiliki lebih dari 17.000 member yang terdiri dari bisnis komputer, telekomunikasi, jaringan dan consumer electronic. SIG sendiri bertugas untuk mengawasi perkembangan Bluetooth serta membuat standar penggunaan guna melindugi merek dagang.  


Terinsiprasi Dari Raja Denmark
Uniknya, nama Bluetooth tidak ada kaitannya sama sekali dengan istilah teknologi. Sebutan Bluetooth diambil dari nama belakang seorang raja Denmark, Harald Bluetooth (tahun 910 - 940).



Semasa hidupnya ia berhasil mempersatukan Denmark dan sebagian negara Norwegia menjadi satu kerajaan. Harald Bluetooth dikenal sebagai seorang Viking, bangsa yang keras dan gemar berperang.

Harald Bluetooth pada akhirnya meninggal di tangan putranya sendiri, Svend Forkbeard. Sebagai pelopor penggunaan teknologi Bluetooth, Ericsson mendirikan monumen untuk menghormati Harald Bluetooth di kota Lund, Swedia - kota di mana protokol dan basis Bluetooth ditemukan.

Alasan penggunaan nama Bluetooth adalah karena Harald Bluetooth adalah tokoh utama dalam sejarah negara-negara Baltik.


Jenis-jenis Bluetooth
Bluetooth yang dikenal hadir dalam berbagai versi. Versi awal yaitu v1.0 dan v1.0B diketahui kurang sukses karena perangkat dan teknologi pendukungnya belum begitu banyak. Kemudian hadir Bluetooth Versi 1.1 dan 1.2

Bluetooth v1.1 menunjukkan perbaikan karena telah disahkan sebagai standar IEEE Standard 802.15.1-2002. Namun versi ini masih memiliki kekurangan dan akhirnya dibuatlah Bluetooth v1.2 yang memiliki kompatibilitas lebih baik dari versi sebelumnya.



Lalu pada tahun 2004 hadir versi Bluetooth v2.0 + EDR, disusul versi 2.1 + EDR pada tahun 2007, 3.0 + HS di tahun 2009, dan Bluetooth berdaya rendah yaitu versi 4.0 di tahun 2013. Dan baru-baru ini SIG mengumumkan standar baru dari teknologi koneksi nirkabel yaitu Bluetooth v4.1.

Versi anyar ini memungkinkan koneksi Bluetooth dan LTE radio dapat terhubung ke perangkat secara bersamaan tanpa mengganggu transmisi satu sama lain. Kemudian v4.1 juga memiliki koneksi yang lebih responsif, di mana interval rekoneksinya lebih fleksibel.


Tak Hanya Untuk Transfer Data
Saat ini, Bluetooth tidak hanya digunakan sebagai media transfer data. Beberapa perangkat seperti speaker, wearable gadget, kendaraan, TV, game console, personal computer (PC), dan lainnya menggunakan teknologi ini sebagai salah satu fitur utamanya untuk terkoneksi dengan  smartphone.



Fungsi Bluetooth yang paling sering dipakai adalah A2DP (Advanced Audio Distribution Profile), yang memungkinkan untuk menghantarkan data audio berkualitas tinggi. Penggunaan teknologi ini mendukung streaming audio dengan format MPEG-1, MPEG-2, MPEG-4, AAC, ATRAC, dan beberapa format audio lainnya. (isk/dew)


Ingin tahu lebih banyak mengenai teknologi nirkabel? Simak artikel serial berikutnya...



Baca juga:
Teknologi Nirkabel Infrared Pertama Kali Ditemukan Astronom

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.