Sukses

Begini Cara Apple Merekrut Karyawan

Dalam sebuah petikan wawancara, Tim Cook menjelaskan cara Apple untuk merekrut seseorang.

Liputan6.com, Jakarta - Pesona Apple sebagai salah satu perusahaan teknologi kenamaan dunia berhasil menarik banyak orang untuk bekerja di sana. Namun, nyatanya tidak mudah untuk dapat masuk ke perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs tersebut.

Tak hanya kualifikasi tinggi, budaya kerja Apple juga dikenal dengan penuh kerahasiaan. Beberapa informasi menyebutkan bahwa tidak sedikit karyawan (khususnya di bidang engineering) yang tidak tahu produk yang sedang mereka kerjakan.

Hal tersebut dapat terjadi karena masing-masing divisi hanya diperbolehkan mengetahui bagian yang menjadi tugasnya saja. Jadi, seorang pegawai di divisi software pun tidak benar-benar tahu aplikasi yang dikembangkan akan digunakan di perangkat mana.

Kondisi seperti itu jelas saja membuat banyak orang penasaran dengan sistem perekrutan yang dilakukan Apple.

Untuk itu, dalam sebuah wawancara '60 Minutes' bersama Charlie Rose, Tim Cook sedikit memberikan gambaran kualifikasi orang yang akan diterima bekerja di Apple.

Dalam penuturannya tersebut, Cook menjelaskan bahwa Apple mencari orang-orang yang memiliki sifat tidak puas dengan suatu hal dan memiliki tujuan untuk mengubah dunia.

"Orang yang tidak puas dengan hal-hal di sekitarnya. Orang yang melihat beberapa hal dan tahu bahwa itu seharusnya dapat berbeda. Lalu, mereka duduk dan fokus untuk mencari jawabannya. Orang yang tidak bisa menerima bahwa sesuatu tidak mungkin," ujar Cook, seperti dikutip dari laman Business Insider, Rabu (23/12/2015).

Lebih lanjut Cook juga mengungkapkan bahwa Apple tidak melakukan tes terhadap karyawannya. Ia mengakui bahwa memang sulit untuk menyaring calon pegawai, namun saat dirasa seseorang itu tepat maka dia yang dipilih.

Petikan wawancara Tim Cook dalam acara '60 minutes' (sumber: cbsnews.com)

Apple diketahui memiliki 10 sampai 12 orang yang melakukan wawancara terhadap seorang kandidat. Nantinya, masing-masing dari pewawancara itu akan memberikan pandangan mengenai kandidat tersebut.

Cook juga menuturkan bahwa dari wawancara tersebut seorang kandidat tidak harus memiliki cara pandang yang sama dengan dirinya ataupun masing-masing pewawancara tersebut. Namun, pria ini menegaskan bahwa seorang kandidat harus mampu mempertahankan pandangannya.

"Kami mencari seorang jenius yang memiliki suatu pandangan dan mau mempertahankan pandangannya itu, sekaligus ingin mengubah sesuatu dan menjadikannya lebih baik," pungkas Cook.

(Dam/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini