Sukses

Lumpuh 4 Tahun, Programmer Samuel Franklyn Tetap Semangat

Meski dia tidak bisa berdiri dan beraktivitas seperti orang kebanyakan, semangat programmer kelahiran 46 tahun silam ini tidak pernah redup.

Liputan6.com, Jakarta - Tak ada yang tahu soal hari esok. Begitu pula dengan Samuel Franklyn, seorang programmer Tanah Air yang mengalami kelumpuhan akibat keretakan tulang belakang saat terjatuh pada 2010. 

Meski dia tidak bisa berdiri dan beraktivitas seperti orang kebanyakan, semangat pria kelahiran 46 tahun silam ini tidak pernah redup. Kini dia bekerja sebagai pegawai kontrak di Galileo Indonesia, tempatnya bekerja empat tahun lalu. Untungnya, Sam diberikan kelulasaan dan diperbolehkan bekerja dari rumah. 

Saat ditemui di kediamannya di Jalan Asem 4, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Sam tampak mengenakan baju berwarna hitam dan dalam posisi tidur telentang. Meski tak ada keluarga kandung yang menemani, tapi dia dijaga oleh pengasuh yang dulu pernah bekerja untuk ibunya. 

Mungkin saja orang lain akan hilang harapan jika dalam kondisinya, tapi tidak begitu dengan Sam. Dia justru masih tetap memiliki harapan besar dan ingin terus bekerja. Sikap Sam ini tak lepas dari didikan ibunya.

"Ini semua berkat didikan orangtua, mereka selalu bilang bahwa selama masih bisa maka kita harus mandiri. Ibu saya juga sewaktu meninggal, sebelumnya masih bekerja walapun badannya sakit," tutur Sam saat ditemui tim Tekno Liputan6.com.

Meski lumpuh, keahlian utak-atik program komputer, khususnya program Java ternyata tidak luntur dan jasanya masih dipercaya. Bahkan selain mengerjakan program untuk Galileo Indonesia, dia juga sedang mengerjakan sejumlah proyek lain, salah satunya program parkir bersama temannya.

"Teknologi program parkir yang ada saat ini masih rendah, jadi kita buat yang lebih baik. Program ini sudah hampir selesai, tapi karena saya sedang sakit jadi pengerjaannya terbatas," sambung pria lulusan Univesitas Gunadarma ini.

Selanjutnya >>

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jatuh yang berujung lumpuh

Kelumpuhan Sam berawal dari sebuah insiden yang tampaknya sangat sederhana, pada empat tahun lalu. Saat itu Sam sedang berjalan untuk mencari taksi, tiba-tiba dia merasakan lutut kirinya seperti hilang kekuatan yang mengakibatkannya jatuh. Namun saat itu tidak terjadi masalah serius, sehingga Sam kembali melanjutkan perjalanan ke kantor.

Beberapa hari kemudian, Sam merasa perutnya kejang dan kaki kesemutan. Tapi semakin lama, dia merasa semakin lemah. Hingga akhirnya tidak bisa berangkat ke kantor.

Melihat salah satu seorang karyawan andalannya sakit, tempat Sam bekreja saat itu yaitu Galileo Indonesia, memaksa dan menyuruh Sam untuk segera berobat ke rumah sakit. Tak hanya itu, seluruh biaya pengobatan juga ditanggung.

"Saya akhirnya ke Rumah Sakit Royal Taruma, dari pemeriksaan di sana saya tahu kalau waktu jatuh ada tulang belakang yang retak," ungkap pria berkacamata ini sambil menutup mata. Sam kerap menutup matanya ketika sedang mengingat sesuatu.

Siapa sangka, tulang-tulang Sam tidak mampu lagi menopang tubuhnya sehingga dia akhirnya harus pasrah berbaring dan tidak bisa lagi berdiri. Sam masih menyimpan harapan dirinya bisa berdiri kembali.

Namun Sam tidak putus semangat dan dia terus melanjutkan pekerjaannya hingga akhirnya memutuskan keluar dari Galileo Indonesia yang menjadi tempatnya bekerja sejak 2007. Menurut penuturannya, Galileo Indonesia adalah sebuah perusahaan Teknologi Informasi (TI) yang lebih condong ke arah jasa yang menyediakan layanan IT agar travel agent bisa memesan penerbangan internasional.

Kini Sam kembali bekerja di Galileo Indonesia dengan masa kontrak 6 bulan. Sama seperti Galileo Indonesia yang tidak melupakan Sam, begitu pula dengan teman-temannya.

Salah satu hal yang dilakukan temannya adalah membuat penopang laptop yang menjadi alat kerja Sam sehari-hari. "Penopang ini dibuat khusus oleh teman saya. Ini digunakan untuk meletakkan laptop," tutur Sam.

Selanjutnya >>

3 dari 3 halaman

Mona, pengasuh yang lebih dari saudara kandung

Sam saat ini tinggal seorang diri di kediamannya, tanpa ditemani saudara kandung. Kendati demikian, dia tidak pernah kesepian. Selalu ada Mona, perempuan yang menjaganya selama sakit. Sebelumnya, Mona juga sempat bekerja dengan Ibu Sam beberapa tahun lalu.

"Mona yang menjaga saya, dia sudah lebih dari saudara kandung," kata Sam.

Mona memang tidak seharian menemani Sam. Dia biasanya tiba di rumah Sam menjelang siang hari dan membantu untuk makan, mandi, dan buang air. Kemudian, menjelang sore dia kembali ke rumahnya yang berada tak jauh dari kediaman Sam. Malam hari, Mona kembali ke rumah Sam hingga pagi hari.

"Biasanya jam 12 siang, dia (Sam) sudah rapi, sudah mandi dan makan juga. Setiap hari biasanya seperti itu," jelas Mona.

Meski merasa sepak terjangnya terbatas karena lumpuh, Sam tidak putus semangat. Menurutnya, selama manusia masih bernafas dan masih bisa, maka kita semua harus mandiri dan tidak pernah menyerah. Didikan ibu-nya ini selalu menjadi penyemangat Sam ketika dia sedang dirundung masalah.

Sam terus bekerja, meski kelumpuhan membatasi gerak-geriknya. Termasuk dalam beraktivitas menjadi seorang programmer, yang merupakan salah satu impian Sam sejak duduk di bangku kelas II Sekolah Menengah Atas (SMA).

"Saya akhirnya tahu keasikannya jadi programmer, jika saya berhasil membuat program, maka itu rasanya lega sekali," ujar Sam.

Baca juga:
Cerita Blusukan Menkominfo Jenguk Progammer Lumpuh
Alasan Samuel Franklyn Pilih Profesi Jadi Programmer

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini