Sukses

Foto Bos Facebook Ajak Putrinya Imunisasi Picu Debat

Berawal dari foto Zuckerberg yang mengajak putrinya imunisasi, berakhir pada debat tentang pro-kontra imunisasi.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai seorang ayah baru, Mark Zuckerberg, CEO Facebook, jelas ingin mengabadikan momen-momen penting bersama anaknya.

Tak hanya itu, sudah jadi hal yang wajar di era media sosial saat ini, ia memajang foto tersebut di akun Facebooknya. Salah satunya ketika Zuckerberg mengantarkan putrinya, Max, untuk menerima imunisasi.

Dalam foto tersebut, terlihat bahwa Max sedang dipangku oleh Zuckeberg di tempat yang kemungkinan adalah kantor dokter anak. Zuckerberg tak lupa menulis penjelasan di foto tersebut, "Kunjungan dokter - waktunya untuk vaksin!" seperti dikutip dari laman Fox News, Rabu (13/1/2016).

Foto Mark Zuckerberg dan putrinya, Max, yang menuai perdebatan (sumber: foxnews.com)

Kendati foto itu tampak seperti foto orang tua dan anak pada umumnya, nyatanya foto itu mengundang perbedatan cukup serius. Perdebatan itu muncul menanggapi pilihan bos Facebook tersebut memberi vaksin untuk putrinya.

Sebab, ternyata cukup banyak komentar yang menyatakan sikap berlawanan dengan pilihan Zuckerberg untuk memvaksinasi putrinya. Beberapa komentar menyatakan bahwa vaksinasi malah dapat menyebabkan gangguan neurologis.

"Menyuntikkan bayi dengan penyakit dan neurotoksin adalah ilmu menjijikkan yang telah melukai jutaan bayi tiap tahun," ujar salah komentar. Bahkan ada pula yang menyayangkan pilihan Zuckerberg itu sebab telah membahayakan anaknya sendiri akibat dari propaganda dan ilmu palsu.

Di sisi lain, komentar yang mendukung vaksinasi ternyata jadi komentar yang mendominasi perdebatan itu. Bahkan, salah satu komentar yang menceritakan pengalamannya sebagai penyandang autisme dan sepakat atas pilihan Zuckeberg itu telah menjadi komentar paling populer dengan jumlah like sampai 45 ribuan.

Sekadar informasi, ketakutan akan vaksinasi yang disebut malah akan membuat seorang bayi cedera kemungkinan didasari dari sebuah penelitan oleh The Lancet pada 1998.

Namun, penulis utama penelitan itu, Dr Andrew Wakefield, dilaporkan telah mengubah sejarah rekam medis peserta penelitian untuk memalsukan data. Setelah perisitiwa itu, izin medis Wakefield pun diputus.

Kendati demikian, sebagian besar ilmuwan setuju bahwa vaksinasi adalah salah satu cara untuk mencegah menyebarnya virus-virus berbahaya, seperti influenza, polio, dan campak.

(Dam/Cas)*

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.