Sukses

Anak-anak di Asia Tenggara Gemar Main Game Dibanding AS

Sekitar 87 persen dari total anak-anak di Asia Tenggara menggunakan smartphone, sedangkan anak-anak di Amerika Serikat di bawah 30 persen

Liputan6.com, Jakarta - Gadget kini tak hanya digunakan oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Kini tak jarang orangtua membiarkan anak-anaknya bermain gadget, seperti smartphone atau tablet. 

Berdasarkan riset terbaru tentang perilaku digital, rupanya 20 persen dari total anak-anak di kawasan Asia Tenggara lebih aktif menggunakan perangkat mobile ketimbang anak-anak di Amerika Serikat (AS). 

Studi yang dibuat oleh SuperAwesome, startup asal Inggris ini, mengungkap fakta-fakta menarik seputar riset pada anak-anak berusia 6-14 tahun di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. 

Seperti dilaporkan Venture Beat, Rabu (13/1/2016), riset mencatat 87 persen dari total anak-anak di kawasan Asia Tenggara menggunakan smartphone, yang mana setengahnya memiliki perangkat tersebut. 

Sebagai pembanding, anak-anak di Amerika Serikat di usia sama yang menggunakan smartphone hanya di  bawah 30 persen. Namun, 47 persen anak-anak di AS memiliki tablet.

Bagi anak-anak di Asia Tenggara, perangkat mobile menjadi pilihan utama untuk menikmati media. Penggunaan smartphone meningkat pesat menyaingi tontonan televisi. Sementara, game mobile menjadi aktivitas ketiga terbanyak yang dilakukan anak-anak saat waktu luang. 

Di samping itu, sekitar 70 persen dari total anak-anak di ASEAN bermain game di waktu lalu, di mana di AS hanya 56 persen saja. Delapan dari 10 aplikasi yang paling banyak digunakan di ASEAN adalah game, sedangkan anak-anak di US.

Anak-anak di Asia Tenggara gemar bermain game ketimbang anak-anak di Amerika Serikat (Doc: SuperAwesome)

Menurut SuperAwesome, penemuan ini menarik karena ada analisis kecil untuk segmen usia, di balik besarnya dampak pada anak-anak karena gadget.

dalam mengacu pada mobile, anak-anak di negara-negara tersebut adalah orang-orang yang paling terikat secara digital di dunia.

CEO SuperAwesome, Dylan Collins mengatakan responden di bawah 13 tahun adalah salah satu orang yang berpengaruh di dunia, meski hanya  sedikit data mengenai perilaku digital mereka.

"Setelah yang kami lakukan di AS dan Inggris, kami senang jika dapat membawa hasil studi komprehensif mengenai perilaku digital anak-anak di kawasan Asia Tenggara. 

Dalam riset itu, SuperAwesome mewawancarai 1.800 anak-anak di negara-negara yang disebutkan di atas. SuperAwesome sendiri merupakan perusahaan digital platform marketing yang khusus untuk anak-anak

(Cas/Isk)




* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.