Sukses

Astronom Temukan Penyebab Kilatan Merah di Lubang Hitam

Para astronom memerkirakan kilatan merah itu terjadi pergerakan material yang sangat cepat di luar angkasa

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa astronom akhirnya menemukan penyebab pancaran merah yang dikeluarkan oleh sebuah lubang hitam. Pancaran merah itu pertama kali ditemukan oleh para astronom pada Juni 2015, dari sebuah lubang hitam di sistem binari bernama V404 Cygni.

Awalnya, para astronom belum dapat memastikan sumber pancaran tersebut. Namun, berdasarkan penelitian lebih lanjut para astronom berhasil mengetahui sumber cahaya pancaran tersebut.

Mengutip informasi dari laman Tech Times, Jumat (18/3/2016), sekelompok astronom internasional menganalisis kilatan cahaya itu mungkin berhubungan dengan pergerakan pancaran material di luar angkasa. Pergerakan itu terlihat seperti kilatan sebab bergerak sangat cepat.

Salah satu penulis utama dari penelitian ini, Poshak Gandhi,memerkirakan medan magnet yang kuat dapat pula berperan dalam peristiwa itu. Ia menjelaskan kecepatan super cepat dari kilatan itu dapat berasal dari wilayah yang tersusun rapat.

Dari situ, para peneliti kemudian mendeteksi bahwa cahaya merah tadi berasal dari pancaran lubang hitam. Meskipun sumber pancaran itu belum diketahui, para astronom memerkirakan ada pengaruh dari medan magnetik yang kuat.

Selain itu, para peneliti juga menemukan cahaya merah tersebut makin terlihat ketika lubang hitam 'memakan' material dari bintang pendampingnya. Oleh karena itu, para peneliti memprediksi lubang hitam tersebut seolah terpaksa untuk 'memakan' bintang.

Meskipun sudah mulai mendapatkan titik terang, para astronom masih terus melanjutkan penelitian mengenai kilatan merah tersebut. Setidaknya, para astronom mampu mengetahui material yang dikeluarkan dalam bentuk pancaran.

Sebelumnya, pada Juni 2015, para astronom berhasil mengamati sebuah kilatan cahaya dari lubang hitam dengan sistem biner bernama V404 Cygni. Temuan itu merupakan hal baru, sebab para peneliti belum pernah menemukan peristiwa tersebut.

Tiap cahaya merah disebut memiliki cahaya yang terang, tapi waktu semburannya terlampau singkat. Berdasarkan perhitungan, cahaya merah masing-masing hanya berlangsung selama 0,025 detik.

(Dam/Cas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.