Sukses

Docquity, Jejaring Sosial Profesional bagi Para Dokter

Docquity diharapkan dapat menjadi platform bagi para dokter untuk saling berinteraksi dan berbagi pengalaman

Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan teknologi digital saat ini dinilai masih belum dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku profesional di bidang tertentu. Kondisi inilah yang mendorong Indranil Roychowdury untuk membentuk sebuah jejaring sosial khusus para dokter.

Melalui jejaring sosial bernama Docquity, Indranil berharap para dokter dapat saling berbagi informasi, terlepas dari mana mereka berasal. Selain, itu jejaring sosial ini juga diharapkan dapat menjadi ruang kolaborasi antardokter.

"Apa yang kami lakukan adalah mengambil konsep jaringan tertutup LinkedIn, digabung dengan fungsi perpesanan real-time ala WhatsApp, fitur keamanan yang lebih baik, dan membuatnya eksklusif untuk para dokter," ujar Indranil, seperti dikutip dari laman Tech in Asia, Selasa (5/4/2016).Para dokter memiliki kode rahasia berupa bahasa khusus yang hanya dipahami oleh sesama petugas medis.
Selain itu, Indranil juga berharap platform ini dapat membantu dokter muda tanpa pengalaman untuk menimba ilmu dari para seniornya. Menurutnya, dengan teknologi saat ini dokter muda seharusnya mendapat pelajaran lebih banyak dari generasi sebelumnya.

Gagasan lain yang juga ingin dibagi melalui Docquity adalah informasi yang tersusun rapi. Jadi, setiap kali seorang dokter membutuhkan informasi penting, ia dapat langsung mengaksesnya dengan mudah.

Selain itu, layanan ini juga dibuat tertutup untuk menjaga integritas dan kepercayaan masyarakat. Menurut Indranil, kepercayaan adalah faktor penting kesuksesan, sehingga hal itu diperlukan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dokter Terpercaya

Docquity memang tidak membuka kesempatan bagi semua dokter untuk menjadi anggotanya. Indranil menuturkan pihaknya akan menghubungi asosiasi medis dan universitas untuk melakukan kerja sama, lalu pihak yang setuju akan berbagi data dengan Docquity.

Setelah itu, dokter-dokter di bawah naungan asosiasi dan universitas tersebut akan diundang bergabung dalam komunitas Docquity.

"Jika Docquity dibuat terbuka, kualitas pengalaman menggunakan aplikasi mungkin akan rusak. Untuk itu, kami memastikan tiap orang di jaringan ini sudah menjadi bagian dari sebuah asosiasi lebih dulu," tutur Indranil.

Setelah seorang dokter setuju untuk menjadi bagian dari komunitas, Docquity akan mengesahkan keanggotaan dokter tersebut dengan terlebih dulu memeriksa nomor pendaftaran medisnya.

Indranil menuturkan ada beberapa keuntungan bagi para dokter yang bergabung di Docquity. Bagi dokter berpengalaman, Docquity dapat menjadi sarana untuk membangun reputasi.

Sementara dokter muda dapat mengandalkan jejaring ini sebagai media pembelajaran dan berinteraksi dengan orang lain di bidang yang sama. Terlebih, saat ini jaringan merupakan hal penting di dunia medis.

Docquity sendiri saat ini mengaku berhasil menarik sejumlah komunitas dokter pengguna WhatsApp untuk beralih ke aplikasi besutannya. Salah satunya adalah komunitas dokter di India yang berkembang hampir dua kali lipat, bahkan anggotanya tersebar sampai ke wilayah Asia Tenggara.

Selain itu, platform ini juga dapat mendukung promosi di bidang inovasi medis--salah satu yang terjadi di India. Indranil mengklaim India berhasil mengurangi biaya inovasi riset dari sisi prosedur 30 hingga 40 persen.

(Dam/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.