Sukses

Smartwatch Akan Gantikan Fungsi Smartphone?

Tak seperti kacamata pintar, jam tangan pintar dibuat sebagai pelengkap smartphone untuk pengingat, antarmuka aplikasi, dan remote control.

Tak seperti kacamata pintar yang dirancang untuk dapat bekerja secara independen layaknya komputer dan smartphone, jam tangan pintar (smartwatch) diciptakan sebagai pelengkap smartphone untuk pengingat, antarmuka aplikasi, dan remote control.

Jauh sebelum Apple mencetuskan smartwatch sejak awal tahun 2013, sebenarnya pada pertengahan tahun 2000 IBM telah memperkenalkan prototipe smartwatch bernama Linux Smartwatch.



Sesuai dengan namanya, perangkat ini menggunakan sistem operasi (OS) Linux 2.2, memori internal 8 MB, sensor accelerometer dan sidik jari. Linux Smartwatch dirancang untuk berkomunikasi secara nirkabel dengan PC dan perangkat yang memiliki koneksi Bluetooth.     


Bisa Digunakan Untuk Mengontrol Rumah
Tak mau kedahuluan oleh Apple, Samsung merilis Galaxy Gear bersamaan dengan Galaxy Note 3 pada September 2013, disusul Sony Smartwatch 2 pada Oktober 2013 di Indonesia.



Galaxy Gear dipatok dengan harga Rp 3,5 juta yang dilengkapi layar AMOLED 1,63 inci beresolusi 320 x 320 piksel, kamera 1,9 megapiksel (MP), memori internal 4 GB, prosesor 800 MHz, dan OS Android Jelly Bean.

Sementara Smartwatch 2 dijual Rp 3 jutaan yang dipersenjatai layar 1,6 inci beresolusi 220 x 176 piksel, terbuat dari material aluminium, didukung koneksi Near Field Communication (NFC) dan Bluetooth, serta dirancang dengan teknologi anti air.



Di sisi lain, berkaitan dengan smartwatch besutan Apple yang kabarnya bakal menggunakan layar OLED, iWatch diprediksi akan menjadi perangkat yang berfungsi lebih dari sekadar jam tangan pintar.

Mengutip laman App Advice, Jumat (15/11/2013), Analis Brian White dari Cantor Fitzgerald mengungkap bahwa iWatch tak hanya berfungsi sebagai pendamping iPhone, tetapi juga bisa digunakan untuk mengontrol rumah, seperti menghidupkan/ mematikan lampu dan sebagainya.


Yang Lain Antusias, Microsoft Masih Santai
Selain itu Google juga dilaporkan akan segera memproduksi jam tangan pintar berbasis Android dengan nama Google Watch. Perangkat ini nantinya akan terintegrasi dengan Google Now, layanan personal assistant yang bisa menjawab pertanyaan, dan memprediksi informasi apa yang diperlukan oleh pengguna.

Namun, berbanding tebalik dengan Apple dan Google yang terlihat antusias, di tengah maraknya kehadiran smartwatch, Microsoft terlihat santai-santai saja. Dikutip dari Unwired View, Zhang Ya-qin selaku Vice President and Chairman Microsoft Research Group Asia Pacific, mengatakan pihaknya baru akan memasuki pasar wearable gadgets hingga 3 sampai 5 tahun lagi dari sekarang.



Padahal sebelumnya, pada Juli lalu Microsoft dirumorkan akan merampungkan proyek jam tangan pintarnya dengan nama Surface. Jam tangan ini merupakan versi yang disesuaikan dari Windows 8.

Surface akan muncul dalam berbagai pilihan warna yaitu merah, kuning, hijau dan biru dengan material alumunium oxynitride yang diklaim empat kali lebih kuat dari kaca.Jam tangan pintar ini disebut-sebut akan meluncur pada 2014.


Vendor Cina Juga Tak Mau Kalah
Kemudian, seolah tak mau kalah dengan vendor ternama, beberapa vendor asal Cina pun ikut meramaikan euforia smartwatch. Salah satunya adalah vendor smartphone Goophone yang menghadirkan smartwatch dengan layar TFT LCD 1,52 inci.



Chipset yang digunakan adalah seri MT6572 dengan prosesor dual-core ARM Cortex-A7 berkecepatan 1,2 GHz, dipadu RAM 512 MB, memori internal 4 GB,  dan OS Android 4.0 Ice Cream Sandwich. Goophone akan membanderol jam tangan ini dengan harga US$ 300 atau sekitar Rp 3,4 juta.

Selain itu produsen smartphone Xiaomi juga dikabarkan tengah menyiapkan jam tangan pintar yang diyakini akan bernama MIUI alias 'Me You I'. Perangkat ini akan dijejali sistem operasi Android dan menawarkan kustomisasi penuh untuk pengguna.



Selain menjadi salah satu ponsel terlaris di Cina, Xiaomi akhir-akhir menjadi perbincangan hangat karena berhasil mencomot petinggi Google, Hugo Barra yang kini menjabat sebagai Vice Presiden Xiaomi Global.

 
Tak Hanya Dimonopoli Perusahaan Teknologi
Di samping itu produsen otomotif asal Jepang, Nissan, juga turut memeriahkan industri smartwatch. Jam tangan pintar bernama Nismo itu dapat terhubung dengan mobil Nissan dan aplikasi smartphone melalui koneksi Bluetooth untuk mengetahui kinerja mobil, merekam denyut jantung sang pengendara, dan memantau efisiensi mobil.



Tak hanya dimonolopoli perusahaan teknologi, perusahaan perlengkapan olahraga Adidas juga akan meluncurkan jam tangan pintarnya, Micoach Smart Run. Jam tangan pintar ini diklaim menawarkan fasilitas lebih baik dari jam tangan pintar Nike. Pasalnya, Micoach dilengkapi sensor denyut jantung pengguna.

Fasilitas lainnya adalah audio MP3, headphone nirkabel via koneksi Bluetooth, mengakomodir berbagai aplikasi dari lintas-platform mulai Windows Phone, iOS serta Android.  Sementara itu, Nike Fuelband hanya mampu terhubung ke perangkat iOS.





Penjualan Smartwatch Akan Meledak
Melihat ekosistem smartwatch yang kian pesat, maka tak heran jika para analis memprediksi kalau smartwatch akan menjadi tren di tahun 2014. Perusahaan riset Canalys memprediksi akan ada lebih dari 5 juta jam tangan pintar yang dikapalkan pada tahun 2014.

Di tahun 2014, pengapalannya diprediksi akan semakin membludak ketika brand-brand teknologi ternama seperti Apple, Google, Microsoft dan Samsung meluncurkan jam tangan pintar generasi terbaru.



Bahkan, menurut laporan BGR, NextMarket Insight berani memprediksi penjualan jam tangan pintar di tahun 2015 akan mencapai 15 juta unit dan akan meledak hingga 373 juta perangkat di tahun 2020.

Menurut NextMarket, kategori jam tangan pintar akan menjadi peluang pasar yang sangat besar, meskipun penetrasinya di pasar mobile masih biasa-biasa saja.   

Meskipun saat ini jam tangan pintar masih berfungsi sebagai komplementer atau pelengkap smartphone. Namun, siapa tahu di masa mendatang akan mampu menggantikan keberadaan smartphone? (isk/dew)


Baca juga:
Bagian III: Kacamata Pintar, Tren Komputasi Masa Depan
Bagian II: Masih Perlu Dikembangkan Agar Konsumen Tertarik
Bagian I: Mengubah Cara Manusia Berinteraksi Dengan Alat Elektronik



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.